kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.880.000   -4.000   -0,21%
  • USD/IDR 16.260   50,00   0,31%
  • IDX 6.928   30,28   0,44%
  • KOMPAS100 1.008   6,44   0,64%
  • LQ45 773   2,07   0,27%
  • ISSI 227   2,98   1,33%
  • IDX30 399   1,47   0,37%
  • IDXHIDIV20 462   0,59   0,13%
  • IDX80 113   0,62   0,55%
  • IDXV30 114   1,38   1,22%
  • IDXQ30 129   0,27   0,21%

Dampak penurunan suku bunga acuan BI tak bisa langsung dirasakan


Kamis, 24 Oktober 2019 / 21:25 WIB
Dampak penurunan suku bunga acuan BI tak bisa langsung dirasakan
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas di area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (17/10/2019). Badan Pusat Statistik mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit 160 juta Dolar AS pada September 2019 yang terjadi karena nilai eks


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

"Jadi ibaratkan pelonggaran moneter sebagai upaya menggiring domba ke tepian danau. Namun, domba ingin meminum atau tidak, keputusan ada di tangan sang domba," tambah David.

Oleh karena itu, untuk menggenjot pertumbuhan kredit, memang perlu dikombinasi bauran kebijakan bukan hanya dari sisi moneter saja, tetapi dari sisi fiskal juga dan kebijakan pemerintah. Apalagi dengan adanya kabinet baru dan paket kebijakan baru.

Baca Juga: Penurunan suku bunga BI sebagai respons melemahnya pertumbuhan kredit

Kebijakan pemerintah dan dari sisi fiskal yang bisa dibangun adalah dengan kebijakan pajak, kebijakan belanja, perdagangan, dan terutama bagaimana untuk menarik investasi masuk ke dalam negeri.

Sementara dari sisi moneter, David juga mengimbau agar BI perlu menambah kebijakan moneter lagi, yaitu dengan kebijakan berupa penurunan giro wajib minimum (GWM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×