kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Inflasi Diperkirakan Masih Terasa Pada Oktober


Senin, 03 Oktober 2022 / 20:23 WIB
Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Inflasi Diperkirakan Masih Terasa Pada Oktober
ILUSTRASI. Dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ke inflasi masih akan dirasakan pada Oktober 2022. KoNTAN/Baihaki/


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efek kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) ke inflasi masih akan dirasakan pada Oktober 2022. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyebut, dampak yang dirasakan pada bulan ini merupakan dampak rambatan (second round impact). 

“Jadi, kalau di September 2022 dampaknya langsung ke inflasi administered price, kalau Oktober 2022 hingga akhir tahun, dampaknya akan merembes ke sektor-sektor lain dan kemudian akan meningkatkan inflasi inti,” jelas David kepada Kontan.co.id, Senin (3/10). 

Menurut perhitungan David, inflasi pada Oktober 2022 berpotensi bergerak di level 0,5% secara bulanan hingga 1% secara bulanan. Meski masih tergolong tinggi, David yakin daya beli masyarakat masih akan terjaga dengan serangkaian bantuan yang diulurkan oleh pemerintah. 

Baca Juga: Ekonom Ini Perkirakan Inflasi di Sisa Tahun 2022 Masih akan Tinggi

Seperti contohnya, bantuan langsung tunai (BLT) BBM, kemudian bantuan tarif angkutan, bantuan sosial, serta bantuan subsidi upah (BSU) bagi kelas menengah. Selain itu, pemerintah juga melakukan upaya untuk menekan inflasi pangan dengan berbagai gerakan yang dicanangkan. 

David juga melihat, sebenarnya inflasi pangan sudah mulai menurun. Apalagi, pada bulan September 2022 ini ada musim panen di beberapa sentra produksi yang membantu penurunan harga kelompok pangan bergejolak. 

Lebih lanjut, David melihat masih ada hal yang perlu diperhatikan terkait inflasi. Ini datang dari pergerakan nilai tukar rupiah. 

Ia khawatir, kalau rupiah melemah, maka ini akan memberi tambahan beban bagi inflasi. 

“Jadi, setiap 7% pelemahan kurs, biasanya berkontribusi ke total biaya modal. Nah, ini nantinya bermuara pada tambahan inflasi sebesar 0,78%,” terangnya. 

Dengan demikian, menjaga nilai tukar rupiah ini menjadi hal yang perlu. Salah satunya adalah dengan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan dan juga mleakukan intervensi untuk menjaga pergerakan nilai tukar rupiah. 

Baca Juga: Kenaikan Harga BBM dan Pelemahan Rupiah Kerek Biaya Produksi Keramik Hingga 6%

David memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2022 berada di level 6,5% hingga 7% secara tahunan. Perkiraan inflasi ini masih melampaui batas atas target BI yang sebesar 4% secara tahunan. 

Namun, pada pertengahan tahun 2023, inflasi diyakini akan kembali ke kisaran sasaran BI yang sebesar 3% plus minus 1%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×