kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.513.000   9.000   0,60%
  • USD/IDR 15.875   60,00   0,38%
  • IDX 7.200   -45,73   -0,63%
  • KOMPAS100 1.102   -8,07   -0,73%
  • LQ45 873   -6,30   -0,72%
  • ISSI 220   -2,35   -1,06%
  • IDX30 448   -4,16   -0,92%
  • IDXHIDIV20 539   -6,56   -1,20%
  • IDX80 126   -0,89   -0,70%
  • IDXV30 132   -4,54   -3,33%
  • IDXQ30 148   -1,52   -1,02%

Ekonom Ini Perkirakan Inflasi di Sisa Tahun 2022 Masih akan Tinggi


Senin, 03 Oktober 2022 / 20:12 WIB
Ekonom Ini Perkirakan Inflasi di Sisa Tahun 2022 Masih akan Tinggi
ILUSTRASI. Ekonom meyakini pergerakan inflasi di sisa tahun 2022 masih akan tinggi. ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Mandiri meyakini pergerakan inflasi di sisa tahun 2022 masih akan tinggi. Pergerakan ini tak lepas dari tekanan inflasi yang datang dari peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September 2022. 

“Inflasi akan masih tinggi di sisa tahun 2022, akan bergerak di atas 6% secara tahunan,” jelas Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman kepada Kontan.co.id, Senin (3/10). 

Peningkatan harga BBM memang akan mendorong inflasi dari sisi suplai (cost-push inflation). Bila menilik dari sisi komponen, kenaikan harga BBM mendorong inflasi sisi harga diatur pemerintah (administered price). 

Baca Juga: Inflasi Tinggi, Ini Hal-hal yang Bisa Anda Lakukan Untuk Menjaga Keuangan

Nah, inflasi administered price ini merupakan inflasi putaran pertama (first round impact). Namun, dampak inflasinya tak akan berhenti di sini saja, tetapi akan berlanjut ke dampak lanjutan (second round impact) ke harga-harga barang dan jasa. 

“Bila menilik pernyataan Badan Pusat Statistik (BPS), dampak kenaikan harga BBM akan lebih terasa karena belum semua kota sudah menerapkan penyesuaian harga ke tarif transportasi. Dengan demikian, masih ada tekanan inflasi di beberapa bulan ke depan,” jelas Faisal. 

Nah, selain inflasi dari sisi suplai, Faisal juga melihat inflasi dari sisi permintaan (demand-pull inflation) juga meningkat. Apalagi, seiring relaksasi PPKM yang meningkatkan mobilitas masyarakat. Ini akan berpengaruh pada inflasi inti. 

Dengan kondisi ini, Faisal memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2022 akan berada di level 6,27% secara tahunan. Karena hal tersebut, ia meyakini BI masih memiliki ruang untuk mengerek suku bunga acuan hingga ke level 5,00% pada akhir tahun 2022. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×