kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dampak kebijakan moneter BI tahun ini belum terasa optimal pada tahun 2020


Rabu, 20 November 2019 / 20:29 WIB
Dampak kebijakan moneter BI tahun ini belum terasa optimal pada tahun 2020
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia terlihat di kantor pusat Bank Indonesia di Jakarta, Indonesia, 17 Januari 2019.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Reform on Economics (Core) Indonesia melihat dampak pelonggaran moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun ini masih terbatas pada pertumbuhan ekonomi di tahun 2020.

Bila menilik langkah yang telah diambil oleh BI pada 2019, BI telah banyak melakukan pelonggaran moneter mulai dari menurunkan giro wajib minimum (GWM), menurunkan loan to value (LTV), hingga menurunkan suku bunga acuan hingga 100 basis poin (bps) pada Oktober 2019.

Baca Juga: Tren penurunan bunga, ini imbasnya terhadap industri menurut bankir

Menurut Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah, langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mempertahankan momentum pertumbuhan ekonomi dan menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

Pada 2020 mendatang, Piter memprediksi BI masih akan melakukan pelonggaran suku bunga acuan. Bahkan pada akhir tahun 2020, suku bunga acuan BI diperkirakan ada pada level 4,25% - 4,50%.

Meski BI terus menurunkan suku bunga acuan, tetapi PIter melihat dampaknya terhadap pertumbuhan kredit masih akan relatif terbatas di kisaran 10% - 12%. Meski terbatas, ini tercatat membaik dari pertumbuhan kredit di 2019.

Baca Juga: Cemas Gara-Gara Kelakuan Oknum, Investor Asing Makin Getol Menggelar Aksi Jual

"Dengan tertahannya pertumbuhan kredit, pertumbuhan konsumsi dan investasi juga masih akan belum optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi," jelas Piter dalam paparannya pada Rabu (20/11) di Jakarta.

Untuk lebih optimalnya, Piter mengimbau agar pelonggaran kebijakan moneter BI ini diimbangi dengan kebijakan fiskal yang longgar dan kebijakan sektor riil yang memberikan kemudahan dalam berusaha. Bila ini berjalan beriringan, maka Piter yakin ini akan lebih efektif dalam mendorong konsumsi dan investasi.

Baca Juga: Pasar properti belum pulih, analis prediksi Agung Podomoro (APLN) sulit capai target

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×