kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Dampak Inflasi Global & Pelemahan Rupiah Terhadap Penerimaan Pajak Sektor Manufaktur


Senin, 04 Juli 2022 / 19:41 WIB
Dampak Inflasi Global & Pelemahan Rupiah Terhadap Penerimaan Pajak Sektor Manufaktur
ILUSTRASI. Penggunaan teknologi robotik pada fasilitas produksi komponen?PT Dharma Polimetal Tbk (DRMA). Dampak Inflasi Global & Pelemahan Rupiah Terhadap Penerimaan Pajak Sektor Manufaktur.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet melihat bahwa potensi yang bisa diberikan dari kenaikan inflasi global dan pelemahan Rupiah perlu dilihat lebih detail kepada masing-masing industri pengolahan atau sektor manufaktur, karena menurutnya beberapa subsektor manufaktur yang ada saat ini masih mengandalkan pasar dalam negeri seperti misalnya industri pengolahan di makanan dan minuman.

Memang beberapa sektor dari industri makanan dan minuman tersebut mengandalkan impor bahan baku dari luar, namun menurutnya tidak semua kemudian terlalu berdampak.

Selain itu, negara pengimpor bahan baku juga merupakan negara yang secara perbandingan dengan Indonesia relatif sama sehingga potensi atau pun dampak dari nilai tukar tidak akan terlalu berdampak terhadap peningkatan nilai dari bahan baku produk tersebut.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Tergelincir Kekhawatiran Resesi Bergemuruh

"Sebagai contoh, industri makanan minuman yang mengimpor produk coklat dari luar biasanya mereka mengandalkan pasar dari Afrika dan kita tahu bahwa secara perbandingan sebenarnya nilai tukar Rupiah tidak kalah jika dibandingkan dengan mata uang di negara-negara Afrika," kata Yusuf.

Sehingga menurutnya, meskipun ada potensi inflasi global dan pelemahan Rupiah, Yusuf optimis bahwa sektor manufaktur masih dapat tumbuh positif sampai di penghujung tahun nanti apabila dibandingkan dengan pencapaian pada tahun yang lalu.

"Jika melihat dari subsektor industri manufaktur, Saya kira mereka masih dapat perform sampai dengan akhir tahun nanti dan bisa menyumbang penerimaan ke pundi pajak di level pertumbuhan yang lebih baik atau positif jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun lalu," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×