kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Dampak corona, setoran dividen BUMN 2020 diperkirakan susut Rp 5,2 triliun


Minggu, 12 April 2020 / 15:49 WIB
Dampak corona, setoran dividen BUMN 2020 diperkirakan susut Rp 5,2 triliun
ILUSTRASI. Ilustrasi Opini - Menimbang Dividen Bank BUMN


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Adinda Ade Mustami

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pandemi Covid-19 (corona) berimbas pada sejumlah sektor perusahaan di dalam negeri, termasuk perusahaan pelat merah alias badan usaha milik negara (BUMN). Makanya, setoran dividen BUMN tahun ini diperkirakan seret.

Berdasarkan outlook Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang dipaparkan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam rapat kerja (raker) dengan Komisi XI DPR, Senin (6/4) pekan lalu, setoran dividen BUMN 2020 diperkirakan susut Rp 5,2 triliun dari target awal sebesar Rp 49 triliun. 

Sehingga, outlook dividen BUMN sepanjang 2020 hanya mencapai Rp 43,8 triliun.

Baca Juga: Ekonom CORE: Setoran dividen BUMN diproyeksi cuma Rp 30 triliun hingga Rp 40 triliun

Tahun lalu, realisasi setoran dividen BUMN mencapai Rp 45,1 triliun atas kinerja BUMN 2018. Angka ini naik 2,7% dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 43,9 triliun.

Sebelumnya, dalam raker antara Menteri BUMN Erick Thohir dengan Komisi VI DPR Jumat (3/4) lalu, juga memproyeksikan dividen BUMN tahun ini akan menurun dan baru akan kembali stabil pada tahun 2022 mendatang.

Baca Juga: Indef optimistis target suplus opersional BI sebesar Rp 21 triliun dapat tercapai

"Pada kondisi saat ini, sejujurnya untuk dividen 2020 pun kemungkinan kami meleset, di 2021 pastinya jauh sekali. Dikarenakan kami sudah melihat bagaimana dampak-dampak yang terjadi di BUMN, maka diharapkan pada 2022 sudah kembali stabil," ujar Erick saat itu.

Tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 turut memukul sejumlah sektor BUMN. Erick menyebut, terjadi peningkatan Non Performing Loan (NPL) pada Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), terutama pada usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).

Cash flow PLN dan Pertamina juga akan terganggu akibat melemahnya nilai tukar rupiah. Tak hanya itu, pendapatan dari BUMN sektor pariwisata dan transportasi juga akan mengalami penurunan karena adanya penurunan permintaan (demand).

Di antaranya, PT Angkasa Pura I dan II, PT Garuda Indonesia Tbk, PT KAI, PT Pelabuhan Indonesia, sampai PT Pelayaran Nasional Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×