CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Covid-19 Melonjak Lagi Di atas 1.300 Kasus, Ini Instruksi Jokowi


Rabu, 19 Januari 2022 / 08:17 WIB
Covid-19 Melonjak Lagi Di atas 1.300 Kasus, Ini Instruksi Jokowi
ILUSTRASI. Covid-19 Melonjak Lagi Di atas 1.300 Kasus, Ini Instruksi Jokowi


Sumber: Sekretariat Kabinet RI,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat pesat. Lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia antara lain karena penyebaran virus corona Omicron. Simak instruksi Presiden Joko Widodo dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.

Melansir data Satgas Covid-19, hingga Selasa (18/1) ada tambahan 1.362 kasus baru positif Covid-19 di Indonesia. Sehingga total menjadi 4.273.783 kasus positif Covid-19 di Indonesia, sejak Maret 2020.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus Covid-19 bertambah 564 orang sehingga menjadi sebanyak 4.120.036 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat Covid-19 di Indonesia bertambah 9 orang menjadi sebanyak 144.183 orang.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai 9.564 kasus, bertambah 789 kasus dibanding sehari sebelumnya.

Temuan 1.362 kasus baru Covid-19 di Indonesia tersebut merupakan yang tertinggi sejak Oktober 2021. Peningkatan ini pun tergolong pesat karena pada awal Januari 2022, kasus Covid-19 di Indonesia hanya bertambah sekitar 200-an per hari.

Baca Juga: Waspada, Omicron Bikin Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Terus Naik, Ini Gejalanya

Presiden Jokowi menyebut Indonesia sedang mengalami tren kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron. Jokowi meminta semua pihak mewaspadai tren ini, tetapi tidak perlu bereaksi berlebihan.

“Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan,” ujar Presiden dalam pernyataan yang disampaikannya di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (18/01/2022).

Presiden Jokowi memaparkan, berbagai studi termasuk laporan dari Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan bahwa varian Omicron memang lebih mudah menular namun memiliki gejala yang lebih ringan.

“Pasien yang terinfeksi varian ini umumnya pulih tanpa harus dirawat di rumah sakit. Tapi, sekali lagi, kita harus waspada, jangan jemawa, dan jangan gegabah,” ucapnya.

Untuk menekan laju penularan Omicron, Jokowi pun menekankan sejumlah hal. Pertama, Presiden Jokowi meminta agar masyarakat untuk mengurangi mobilitas.

“Jika Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian. Dan untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah (work from home) lakukanlah kerja dari rumah,” ujarnya.

Selain itu, Presiden Jokowi juga meminta masyarakat untuk tidak bepergian ke luar negeri untuk keperluan yang tidak esensial. “Saya juga meminta untuk tidak bepergian ke luar negeri jika tidak ada urusan yang penting dan mendesak,” ujarnya.

Kemudian, Presiden Jokowi juga menekankan mengenai pentingnya vaksinasi dalam menghadapi pandemi, termasuk peningkatan kasus Omicron saat ini. Ia pun meminta kepada masyarakat untuk segera mengikuti program vaksinasi yang diberikan gratis oleh pemerintah kepada masyarakat, baik dosis primer maupun dosis lanjutan atau booster.

“Yang belum mendapatkan vaksin segeralah untuk divaksin, yang sudah mendapatkan vaksin (dosis) pertama segera vaksin untuk yang kedua, yang sudah dua kali vaksin segera cari vaksin ketiga, vaksin booster. Semuanya gratis karena vaksinasi penting demi keselamatan kita semuanya,” tandasnya.

Jokowi juga kembali mengingatkan semua pihak untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, sebagai salah satu kunci dalam menghadapi pandemi. “Saya tidak akan pernah bosan untuk terus mengingatkan selalu gunakan masker, menjaga jarak, dan jangan lupa mencuci tangan. Intinya ikuti protokol kesehatan dengan disiplin,” pungkasnya

Lonjakan pasien Covid-19 di Wisma Atlet

Diberitakan sebelumnya, jumlah pasien Covid-19 di Rumah Sakit Darurat Covid (RSDC) Wisma Atlet terus meningkat.  Lonjakan pasien Covid-19 di Wisma Atlet dikarenakan virus corona varian Omicron.

Dilansir dari Kompas.com, pada 7 Januari 2022 terdapat 1.422 pasien Covid-19 yang dirawat di RSDC Wisma Atlet dan 31 orang diizinkan pulang. Namun, jumlah pasien yang dirawat justru bertambah 149 orang hanya dalam 1x24 jam. Padahal, sehari sebelumnya jumlah pasien masih di angka 1.304. "Bertambah, kemarin (6/1/2022) itu baru 1.304," kata Koordinator Humas RSDC Wisma Atlet, Kolonel dr Mintoro Sumego, Jumat (7/1/2022).

Selang lima hari kemudian, pada 12 Januari 2022, jumlah pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet mengalami kenaikan dari catatan sebelumnya. Pada 12 Januari 2022, berjumlah 2.160 pasien Covid-19. Jumlah tersebut terbagi menjadi kategori pasien isolasi dan karantina. "Bertambah, kemarin (11/1/2022) itu baru 1.975 dan pasien yang sembuh diizinkan pulang berjumlah 25 orang," ujar Mintoro.

Sedangkan per Senin 17 Januari 2022, jumlah pasien Covid-19 di Wisma Atlet kian melonjak menjadi 2.535 orang. Artinya, jarak waktu lima hari dari 12 Januari 2022 ke 17 Januari 2022 jumlah pasien bertambah menjadi 375 pasien Covid-19.

Baca Juga: Tanpa Sinovac, Vaksin Booster Pakai Pfizer, Moderna & Astrazeneca, Ini Alasannya

Mintoro mengatakan, tren kenaikan jumlah pasien Covid-19 ini mulai awal Desember 2021 sampai Januari 2022 mengalami kenaikan. "Awal Desember 2021 masih 112 pasien, sekarang sudah 2.000-an pasien," ujar Mintoro.

Mintoro mengungkapkan, sebanyak 87% pasien di RSDC Wisma Atlet merupakan repatriasi atau WNI yang positif Covid-19 setelah kembali dari luar negeri. Mintoro menambahkan bahwa para pasien terpapar Covid-19 sebagian besar setelah pulang dari lima negara, yaitu Malaysia, Uni Emirat Arab, Turki, Amerika Serikat, dan Arab Saudi.

Kebanyakan kasus Covid-19 yang terjadi setelah bepergian dari luar negeri adalah akibat virus Omicron. Gejala Covid-19 Omicron berbeda dengan gejala infeksi virus corona varian sebelumnya. Bahkan, ada pasien Covid-19 Omicron yang tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Baca Juga: PPKM Jawa-Bali Diperpanjang Hingga 24/1/2022, Hanya Pamekasan yang Berstatus Level 3

Gejala Covid-19 Omicron

Sementara itu, dari berbagai penelitian kasus Covid-19 Omicron, berikut gejala yang terdeteksi.

Dilansir dari BBC, Angelique Coetzee, dokter pertama penemu kasus Covid-19 Omicron di Afrika Selatan berpendapat ada perbedaan gejala atau ciri-ciri Covid-19 Omicron dengan kasus sebelumnya termasuk varian Delta.

Menurut Angelique Coetzee, gejala Covid-19 Omicron yang terjadi pada pasien di Afrika Selatan meliputi

  • Rasa capek selama satu atau dua hari
  • Sakit kepala
  • Badan sakit
  • Tenggorokan serak, tapi tidak batuk-batuk
  • Tidak kehilangan kemampuan indra penciuman (anosmia).

Sementara itu, gejala Covid-19 Omicron menurut hasil penelitian ZOE COVID Study hampir mirip dengan pendapat Angelique. Dalam publikasi penelitian 16 Desember 2021, ZOE COVID Study menemukan sejumlah gejala Covid-19 Omicron yang kini banyak terjadi di Inggris.

Itulah instruksi Jokowi terkait lonjakan Covid-19. Mari patuhi protokol kesehatan untuk mencegah Covid-19.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×