kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

China meminta Indonesia hapuskan bea keluar CPO


Jumat, 19 September 2014 / 18:51 WIB
China meminta Indonesia hapuskan bea keluar CPO
ILUSTRASI. Kamis (5/4), cuaca di Yogyakarta dan sekitarnya akan cerah Begawan hingga hujan sedang. FOTO/Andreas Fitri Atmoko/aww.


Reporter: Handoyo | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. China atau Tiongkok meminta Indonesia menghapuskan bea keluar minyak sawit mentah atau CPO. Atas permintaan itu Kementerian Perdagangan (Kemdag) mengaku akan terus meningkatkan komunikasi dengan Tiongkok.

"Pemerintah akan mempertimbangkan permohonan penghapusan bea keluar. Namun, harus mempertimbangkan kepentingan Indonesia," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam siaran persnya, Jumat (19/9). 

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia melirik masa depan industri kelapa sawit Tiongkok. Kerja sama dua asosiasi pengusaha di sektor ini dianggap bisa membuka lebih besar pasar produk sawit dan turunannya yang lebih gurih. 

Atas perminttan itu Bayu juga meminta Gabungan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meningkatkan secara intensif komunikasi dengan para pelaku industri kelapa sawit Tiongkok. Penghapusan bea keluar muncul dalam kunjungan Bayu ke Tiongkok

Bayu menambahkan, para pelaku industri kelapa sawit Tiongkok berharap penghapusan itu dapat mengurangi dan mencegah persaingan tidak sehat di antara para pengusaha industri kelapa sawit di Tiongkok yang ingin bekerja sama dengan Indonesia. 

"Pemerintah Indonesia memperhatikan berbagai faktor yang terjadi dalam industri kelapa sawit dengan mitra kerja samanya dan mendorong industri kelapa sawit untuk dapat membuka lapangan pekerjaan bagi warga Indonesia," ujar Bayu. 

Bagi Indonesia, Tiongkok merupakan importir kelapa sawit terbesar ketiga setelah India dan Uni Eropa. Indonesia optimis pertemuan ini bisa menciptakan terobosan penting guna menggenjot ekspor kelapa sawit ke negeri Tirai Bambu ini. "Sejauh ini tren para pelaku usaha kelapa sawit masih positif untuk meningkat," tegas Bayu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×