Reporter: Grace Olivia | Editor: Yudho Winarto
Kedua, Chatib menyarankan agar pemerintah fokus mengalokasikan kebijakan fiskalnya untuk program kesehatan. Di antaranya, memastikan kapasitas seluruh rumah sakit cukup dan siap untuk mengantisipasi peningkatan pasien Covid-19 yang masif.
Selain itu juga jumlah dokter dan tenaga medis, obat-obatan, hingga asuransi yang memadai bagi pasien Covid-19.
“Sehingga negara bisa menanggung. Setelah kondisi bisa diatasi, dan aktivitas menjadi normal yaitu interaksi terjadi, baru dilakukan manajemen permintaan lagi melalui fiskal,” tutur Chatib.
Ketiga, pemerintah harus memastikan bahwa kelompok menengah ke bawah memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di tengah aktivitas ekonomi yang mengalami gangguan saat ini. Program-program seperti Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan kartu Prakerja menjadi penting.
Baca Juga: Ini film yang menunda jadwal tayang dan syuting karena virus corona
Keempat, mengingat besarnya kebutuhan dana saat ini, maka Chatib mengatakan pemerintah perlu melakukan realokasi anggaran dari belanja yang kurang penting atau bukan prioritas selain tentunya menaikkan defisit APBN lebih tinggi.
Terakhir, Chatib mengingatkan pentingnya pemerintah untuk memastikan bahwa stok makanan dan bahan pokok aman terkendali. Sebab, kenaikan harga akibat tidak tersedianya stok pangan akan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat.
“Setelah situasi kembali normal, barulah standar countercyclical fiscal monetary untuk mendorong agregat permintaan bisa dijalankan dan efektif,” tutup Chatib dalam cuitannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News