kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   23.000   1,19%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Chatib Basri minta pemerintah fokus perkuat daya beli melalui BLT dan tak takut utang


Selasa, 13 Oktober 2020 / 14:12 WIB
Chatib Basri minta pemerintah fokus perkuat daya beli melalui BLT dan tak takut utang
Mantan Menteri Keuangan M Chatib Basri


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

Dus itu malah meningkatkan mobilitas masyarakat di tengah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Ada korelasinya ternyata memang berdasarkan survey kenaikan mobilitas sejalan dengan kenaikan penyebaran virus. Makanya dengan BLT setidaknya mereka bisa di rumah sesaat,” ujar Chatib Basri.

Kendati demikian, Chatib Basri mengatakan pemerintah tentunya punya keterbatasan fiskal. Meski pemerintah sudah menaikkan ambang batas defisit anggaran di atas 3%, tapi pemerintah tetap harus menjaga rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) di bawah 60%.

Baca Juga: Peran BI dinilai bisa pengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam omnibus law sektor keuangan

Adapun dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 pemerintah mematok defisit anggaran mencapai 5,7% terhadap PDB dengan ratio utang terhadap PDB mencapai 41,09%. Postur ini seiring dengan perkiraan penerimaan negara yang masih loyo, sementara belanja negara membengkak sejalan dengan pemulihan ekonomi.

Kata Chatib, konsolidasi fiskal pemerintah yang berani memperlebar defisit anggaran sudah cukup tepat, hanya perlu dikelola tetap dalam rambu-rambu kehati-hatian, Jadi tidak ada salahnya pemerintah utang selama penggunaanya produktif.

Namun, perlu diperhatikan pembiayaan utang harus diperhitungkan dengan jelas dan tetap kredibel. Chatib bilang burden sharing pemerintah dan Bank Indonesia (BI) layak dijalankan di tahun depan dengan catatan bunga yang diberikan masih relevan dengan bunga yang berlaku di pasar. “Yang penting jangan sampai zero coupon bond,” kata Chatib Basri.

“Tahun 2000 rasio utang terhadap PDB bisa sampai di atas 100%, tapi dengan disiplin fiskal pemerintah kala itu bisa menurunkannya hingga sekitar 24% di tahun 2004,” ujar Chatib.

Selanjutnya: Chatib Basri: Orang tak bisa berdiam di rumah, jika ekonomi semakin memburuk

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×