Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan menambah anggaran belanja dalam APBN 2020 sebesar Rp 405,1 triliun dalam rangka penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang terdampak.
Ekonom Senior yang juga Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri pun mengapresiasi pada kebijakan stimulus yang baru diumumkan pemerintah tersebut yang dinilainya jauh lebih fokus pada tiga hal, yaitu alokasi anggaran untuk bidang kesehatan, perlindungan sosial, dan dunia usaha dalam rangka pemulihan ekonomi.
Baca Juga: Pemerintah tambah anggaran untuk penanganan wabah virus corona Rp 405,1 triliun
Seperti sebelumnya Chatib menyampaikan, bahwa dalam situasi di mana wabah berjangkit, pembatasan sosial diberlakukan, maka perekonomian akan mengalami perlambatan akibat demand shock karena menurunnya pendapatan maupun berkurangnya produksi atau supply shock karena terganggunya aktivitas produksi.
“Dalam kondisi ini, maka stimulus fiskal harus disesuaikan dengan kondisi, prioritas, dan urutan kebijakan agar pemerintah bisa lebih fokus menangani persoalan yang dihadapi. Persoalan ekonomi tidak akan selesai sebelum masalah Covid-19 bisa dijawab,” tulisnya dalam cuitannya pada akun Twitter, Rabu (1/4).
Baca Juga: Pemerintah siapkan Rp 70,1 triliun untuk dukung industri, ini kata pengusaha mamin
Chatib juga mengatakan bahwa ia, dalam tulisannya di East Asia Forum, pernah menyinggung perlunya realokasi anggaran dan pelebaran defisit anggaran di tengah kebutuhan yang sangat besar.
Pemerintah pun kini telah mengambil langkah menembus batas defisit fiskal 3% selama tiga tahun ke depan dan dianggap Chatib sebagai langkah yang tepat pula.
Baca Juga: Menghitung dampak Covid-19 terhadap dunia usaha hingga UMKM
Menurutnya, tentu tidak bisa membandingkan Indonesia dengan AS, Singapura, Australia yang memberikan stimulus untuk mengatasi Corona sebesar 10% dari PDB.
"Tetapi saya kira angka Rp 405 triliun atau 2.5% dari PDB adalah angka yang signifikan. Kita lebih besar dibandingkan Perancis, Italia, Spanyol, Malaysia dan beberapa negara lain termasuk India,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News