Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencananya akan ada dua gelombang kepulangan jemaah haji tahun 2022 ini. Gelombang pertama akan kembali dari tanggal 15 hingga 30 Juli, dan kedua dari 30 Juli hingga 13 Agustus 2022.
Kondisi kasus Covid-19 di Tanah Air yang sedang naik karena subvarian omicron BA4 dan BA5, serta Pemerintah Arab Saudi yang menyatakan bahwa masih ditemukan kasus di sana, maka Satgas Penanganan Covid-19 telah menyiapkan mitigasi kepulangan jemaah haji mendatang.
Kepala Subbid Dukungan Kesehatan Bidang Darurat Satgas COVID-19 Alexander K. Ginting mengatakan, hampir 70% jemaah haji yang berangkat telah mendapatkan vaksinasi dosis ketiga (booster) maka diharapkan mampu memperkuat antibodi selama pelaksanaan ibadah haji.
Sedangkan 100% jemaah telah mendapatkan vaksinasi primer.
Baca Juga: Akibat Krisis Energi, Saham-saham di Eropa Rontok
Selain itu, tim kesehatan atau tim pendamping haji di debarkasi juga diminta memastikan agar para jemaah yang akan kembali tidak bergejala dengan pemeriksaan yang selektif. Sedangkan bagi jemaah yang merasakan timbul gejala baik batuk, flu atau demam diminta untuk segera memberitahukan kepada tim kesehatan di sana.
"Tidak perlu ada rasa kekuatiran ketakutan kalau bergejala. Karena untuk keselamatan diri dan keselamatan keluarga di tanah air, bagi yang batuk pilek masakan gejala flu demam ini harus dilakukan pemeriksaan dan asesment dan ini bisa gejalanya selama perjalanan pulang atau mungkin bisa terjadi setelah sampai di rumah," kata Alex dalam Forum Merdeka Barat, Senin (11/7).
Alex menyebut, tantangan mitigasi pencegahan penyebaran virus Covid-19 dalam kepulangan jemaah haji tahun ini ada pada proses penjemputan dan penyambutan para jemaah oleh keluarga dan sanak saudara.
Pasalnya sudah menjadi tradisi di Indonesia adanya penyambutan bagi jemaah haji yang selesai menunaikan ibadah. Hal ini yang dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan masyarakat baik di embarkasi maupun di rumah-rumah para jemaah haji.
Baca Juga: Subvarian Omicron Baru Ditemukan di China, Namanya BA.5.2.1
Alex menegaskan, protokol kesehatan (prokes) diminta tetap dilaksanakan baik bagi jemaah haji atau mereka yang akan menjemput atau menyambut.
"Pengaturan penjemput harus diatur dan kerumunan di rumah, makanya sosialisasi harus dilakukan, yang jemput yang sambut harus terkendali tetap dengan prokes," imbuhnya.
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal P2P, Kementerian Kesehatan, Yudhi Pramono mengatakan, pihaknya telah menyiapkan mitigasi mulai dari di embarkasi kedatangan di bandara, asrama haji hingga jemaah sampai ke rumah.
Untuk kedatangan jemaah haji telah disiapkan tim posko kesehatan di bandara. Jemaah yang baru datang akan dilakukan skrining kesehatan secara keseluruhan, mulai dari pemeriksaan suhu dan gejala-gejala lainnya.
"Apabila ini nanti ditemukan maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan baik antigen atau PCR. Jika hasilnya reaktif akan dilakukan isolasi apabila ringan tidak ada gejala bisa dilakukan isolasi terpusat yang disediakan oleh dinas ataupun Satgas apabila berat sedang akan dirujuk ke rumah sakit," kata Yudhi.