Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ucapan selamat kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang genap berusia 57 tahun hari ini, datang dari Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah melalui akun Twitter, @Fahrihamzah, Kamis (21/6).
Fahri Hamzah memulai tweet bersambungnya dengan mengucapkan selamat milad kepada Jokowi serta harapannya agar makin sadar melampaui kesadaran.
Tweet bersambungnya ini juga ia berikan tagar Milad 57 Jokowi.
Fahri memberikan catatan kecilnya kepada Jokowi yang menurutnya kadang agak pribadi namun Jokowi kadung memimpin negeri.
Wakil ketua DPR RI tersebut mengatakan bahwa usianya beda 10 tahun dengan Jokowi namun Fahri menganggap dirinya telah lebih dari 20 tahun mengalami dunia politik dan persoalan negara dan merasa menjadi saksi jatuh dan bangunnya pemimpin sejak 1998.
Fahri menganggap Jokowi adalah sosok yang sederhana, lugu, dari kampung, bukan elite, bukan tentara, berilmu, dan apa adanya.
Namun itu semua bukan syarat menjadi pemimpin. Menurut Fahri kepemimpinan pada level negara memiliki kualifikasi yang tidak sederhana dan tidak mudah.
Fahri mengatakan jika kelemahan mendasar Jokowi adalah ketika ia tidak mengenal orang sehingga di sekitarnya persekongkolan yang membuatnya tidak mengendalikan keadaan.
Rekam jejak Jokowi dari mulai walikota, gubernur, hingga presiden harus memerlukan penguatan dan bantuan sistem nomor satu dari otak dan hati terbaik, namun menurut Fahri hal tersebut tidak terjadi pada Jokowi di umurnya yang ke-57 tahun ini.
Karena Jokowi masih menanggung beban kelemahan diri.
Fahri menambahkan Jokowi adalah orang yang rendah hati namun ia telah diterkam sistem feodal yang selalu hadir di sekitar kekuasaannya sehingga membuatnya tampak lemah.
Di akhir tweet bersambungnya, Fahri mendoakan agar Jokowi selalu sehat dan terbiasa melihat dunia yang sepi.
Karena pertanggungjawaban di depan Allah itu sepi dan tidak ada embel-embel yang melekat apalagi menolong.
Berikut ini tweet bersambung dari Fahri Hamzah mengenai ulang tahun Jokowi ke-57.
"Selamat Pak Presiden #Milad57JKW semoga makin sadar melampaui kesadaran. Ini catatan kecil saya kepada presiden RI. Kadang agak pribadi tapi kadung ia memimpin negeri.
Saya merasa, beda Usia saya persis berbeda 10 tahun (saya masih 46 pak @jokowi 57), saya lebih muda tapi lebih 20 tahun ini saya telah tidak saja membaca tetapi mengalami politik dan persoalan negara.
Saya merasa menjadi saksi jatuh dan bangunnya pemimpin sejak 1998.
Mewakili publik, kita juga semakin tahu cara menilai pemimpin, sejak ia naik sampai ia turun maksimal 10 tahun.
Jadi menilai pak @jokowi rasanya kita akan semakin objektif. Maka, jika kita berterus terang ini adalah terus terang yang benar. Ini waktu menilai.
Saya juga merasa telah memenuhi hak presiden untuk mendengar langsung dari saya. Setiap bertemu presiden, saya tidak pernah bicara urusan pribadi. Persolan negara telah disampaikan apa adanya. Dan menjadi tahu secara lebih dalam dan apa adanya presiden kita.
Presiden kita memang sederhana, lugu, dari kampung, bukan elite, bukan tentara, berilmu apa adanya, dll. Tapi itu semua bukan syarat pemimpin. Dalam hal ini kita salah, sebab kepemimpinan pada level negara memiliki kualifikasi yang tidak sederhana, dan tidak mudah.
Pemimpin negara memiliki persyaratan lain yang bisa jadi tidak ada pada presiden @jokowi dan karenanya system di sekitar presiden harus menjaminnya. Itu lagi, presiden tetap yg berkewajiban memasang sistemnya.
Kelemahan paling mendasar presiden @jokowi adalah karena semua kelebihannya justru menjadi sebab kelemahannya yang paling mendasar. Beliau Gak kenal orang sehingga di sekitarnya tumbuh persekongkolan yang membuatnya nampak tidak mengendalikan keadaan.
Berkali saya melacak, kenapa suatu kebijakan lahir, umumnya saya temukan bukan merupakan keputusan genuine presiden @jokowi. Bahkan tema kampanye berubah. Dua isu awal; poros maritim dan revolusi mental kini tinggal kenangan. Di tengah jalan beliau asik bikin jalan.
Berkali presiden mengusulkan sebuah tindak lanjut dari percakapan tapi sayangnya ada blok di lingkaran dalam. Itulah penyebab segalanya jadi lamban. Karena sistem presiden lamban sekali dalam membuat keputusan. Lingkar dalam bahkan saling tunggu-tungguan.
Berbicara lingkar dalam presiden @jokowi itu penuh ketidakpastian. Entah sudah berubah berapa kali dan entah masih bertahan berapa lama. Karena itu cerita tidak bersambung dan kebijakan berubah silih berganti. Antara yg dayang dan yang pergi saling memaki.
Seorang walikota, melompat sementara menjadi gubernur lalu menjadi orang nomor satu di negeri besar ini seharusnya disadari. Bahwa ia perlu penguatan dan bantuan sistem nomor satu dari otak dan hati terbaik negeri ini.
Sayang sekali, itu tidak terjadi sehingga pada umur 57 ini pak @jokowi masih menanggung beban kelemahan diri. Saya yakin beliau rendah hati tapi ia telah diterkam sistem yang feodal yang selalu Hadir di sekitar kekuasaan. Inilah yang membuatnya nampak tak tersentuh.
Feodalisme di negara kita selalu makan korban orang yang dalam dirinya ada kegemaran puja-puji dan olok2 sehingga nampak seolah ia tak punya kelemahan. Feodalisme mengharu-biru “comfort zone” pemimpin dan akhirnya menjadi egois dengan harga diri.
Maaf pak presiden @jokowi karena ini cara saya mencintai anda. Saya bicara apa adanya. Saya muak dengan feodalisme dan basi basi. Karena Di ujung semua ini untuk rakyat, pemegang daulat. Amanah dan kekuasaan presiden Indonesia telah dibatasi. Maksimal 2 kali.
Kita tetap sahabat pak @jokowi meski berbeda posisi. Saya katakan apa yang benar karena setiap kata akan saya pertanggungjawabkan .saya tidak suka basa-basi untuk memuji padahal yang bapak perlukan adalah kritik dan pengawasan yang jujur dan berani.
Saya akan terima konsekuensi karena para pemuji dan penikmat kue kekuasaan bapak pasti akan memaki. Tapi waspadalah. Di hari #Milad57JKW ini saya mengingatkan bapak kembali. Apapun yang terjadi hukum alam itu pasti. Ketentuan Allah itu pasti.
Selamat ulang tahun ke-57 presiden @jokowi semoga bapak sehat selalu. Terbiasalah melihat dunia yang sepi. Karena pertanggungjawaban di Depan Allah itu sepi sendiri dan tak ada embel2 yang melekat apalagi menolong. benar2 sepi. Sekian.," tulis Fahri Hamzah. (Tiffany Marantika Dewi)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Ucapkan Milad ke Jokowi, Fahri Hamzah Beri Catatan Kecil hingga Pesan untuk Melihat Dunia yang Sepi,
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News