kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Catat rekor, cadev akhir 2017 naik US$ 130 miliar


Kamis, 04 Januari 2018 / 20:41 WIB
Catat rekor, cadev akhir 2017 naik US$ 130 miliar


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia per akhir tahun 2017 kembali mencatat rekor, yaitu lebih dari US$ 130 miliar. Jumlah itu naik dibanding posisi akhir November 2017 yang sebesar US$ 125,97 miliar.

Hal tersebut disampaikan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo. Namun demikian, Agus belum mau menyebut angka pasti dan rincian pendorong kenaikan cadev tersebut.

"Ya, per Desember (2017) US$ 130 miliar lebih," kata Agus saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (4/1).

Yang pasti, salah satu pendorongnya yakni penerbitan global bond yang dilakukan pemerintah sebagai langkah pre funding sebesar US$ 4 miliar.

Meski cadev meningkat, pergerakan kurs rupiah tidak signifikan. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs rupiah per 4 Desember 2017 ada di level Rp 13.527 per dollar AS dan pada 29 Desember 2017 ada di level Rp 13.548 per dollar AS.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara pada 22 Desember 2017 lalu mengatakan bahwa kurs rupiah telah berada di level yang baik. Bahkan kata Mirza, pihaknya tak perlu ada di pasar lantaran suplai dan permintaan valas mencapai titik temu.

"Karena eksportir mau jualan. Kemarin saja eksportir jualan US$ 900 juta. Artinya ada demand dari importir dan pembayaran utang luar negeri, kemudian ada suplai dari eksportir dan portofolio inflow itu kan bagus," kata Mirza waktu itu.

Meski begitu ia mengatakan, BI mencermati pasar keuangan di akhir tahun. Sebab, biasanya di akhir tahun permintaan valas lebih besar karena kebutuhan akhir tahun. BI pun sempat melakukan intervensi di pasar uang rupiah.

"Kemarin kami turun di pasar uang tenor dua minggu karena ada sedikit lonjakan di suku bunga tdua minggu. Tetapi setelah BI masuk kasih tambahan likuiditas sekitar Rp 17 triliun, kami masuk terus suku bunga tenor dua minggu. Kenapa suku bunga tenor dua minggu? karena sekarang musim liburan biasanya money market kalau orang di over night sekarang mereka ingin mengamankan likuiditas sampai setelah akhir tahun," tambah dia.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, selain adanya penerbitan global bond di Desember 2017, kenaikan cadev juga dipengaruhi oleh valas perbankan yang disimpan di BI. Lana optimistis, cadev tahun ini bisa kembali meningkat, bahkan hingga US$ 150 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×