kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Campak dan gizi buruk di Asmat, 69 anak meninggal


Senin, 29 Januari 2018 / 20:00 WIB
Campak dan gizi buruk di Asmat, 69 anak meninggal
ILUSTRASI.


Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih terus melakukan penanganan kasus campak dan gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua. Kementerian Kesehatan (Kemkes) bersama Kementerian Sosial (Kemsos) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) masih terus memantau pemulihan anak yang terkena campak maupun anak dengan gizi buruk.

Menteri Kesehatan, Nila Djuwita Moeloek menjelaskan tim kesehatan terpadu telah memeriksa 12.398 anak di Kabupaten Asmat sejak September 2017 hingga 25 Januari 2018. Ia bilang, dari jumlah tersebut terdapat 646 anak terkena wabah campak dan 144 anak menderita gizi buruk. Selain itu ditemukan 25 anak dengan suspek campak dan 4 anak terkena campak dan gizi buruk.

"Kami sudah bentuk tim terpadu, sudah ada juga posko. Tim terpadu ini bekerja untuk telusuri wilayah yang sulit di jangkau," kata Nila, Senin (29/1).

Ia mengimbuh, dari sudah 22 dari distrik yang sudah ditelusuri oleh tim terpadu atau menurut Nila sudah 80% wilayah Kabupaten Asmat telah disisir pemerintah. Dari data Posko Penanggulangan KLB Asmat, disebutkan puluhan anak telah meninggal dunia. Antara lain, 37 anak meninggal dunia di distrik Pulau Tiga, 15 anak di distrik Fayit, 8 anak di distrik Aswi, 4 anak di distrik Akat dan 6 anak meninggal di RSUD Agats.

Nila mengimbuh, Kemkes pada 16 Januari 2018 telah mengirimkan 39 tenaga kesehatan yang terdiri dari 11 dokter spesialis, empat dokter umum, tiga perawat, dua penata anastesi dan 19 tenaga kesehatan. Selain itu pada 26 Januari 2018 Kemkes sudah mengirimkan tim Flying Health Care (FHC) yang bakal bertugas sepuluh hari.

Dan selanjutnya tengah dipersiapkan sembilan gelombang FHC untuk tiga bulan. Hingga saat ini juga telah didistribusikan 1,2 juta ton obat untuk pengendalian KLB gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat.

"Menurut saya, upaya tim terpadu sebagian besar sudah dijalankan," tutur Nila.

Asal t ahu saja, akibat wabah campak, gizi buruk di Kabupaten Asmat sejak September 2017 hingga 24 Januari 2018 telah menelan korban 65 anak meninggal akibat gizi buruk, empat anak meninggal akibat campak dan satu anak akibat tetanus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×