Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2021 tercatat sebesar US$ 138,8 miliar, naik dibandingkan dengan posisi pada akhir Maret 2021 sebesar US$ 137,1 miliar.
Ekonom Senior Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy, mengatakan tentunya kenaikan cadangan devisa kali ini selaras dengan kenaikan jumlah utang pemerintah pusat yang pada akhir kuartal I-2021 lalu pertumbuhannya mencapai di kisaran 24% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Di samping itu juga, kenaikan cadangan devisa ditopang peningkatan kinerja ekspor yang juga mengalami peningkatan di akhir kuartal I-2021. Hal ini tidak terlepas dari pertumbuhan ekspor yang juga mengalami pertumbuhan hingga 10%.
Setali tiga uang, Yusuf menilai seharusnya dengan kenaikan cadangan devisa per akhir April lalu nilai tukar rupiah juga mengalami kenaikan namun dengan isu sentimen perekonomian global khususnya Amerika Serikat (AS) di bulan April, mata uang Garuda justru lebih banyak mengalami pelemahan.
Baca Juga: Hingga akhir April 2021 cadangan devisa bertambah US$ 1,7 miliar, ini kata ekonom
Setelah sempat berada pada level Rp 14.100 per dolar AS pada kisaran Maret, namun di akhir April rupiah melemah di kisaran Rp 14.300 per dollar AS.
Untuk prospek, cadangan devisa Yusuf mengatakan sampai dengan akhir tahun 2021 akan dipengaruhi oleh beragam hal. Pertama rencana penerbitan surat berharga negara (SBN) yang dilakukan pemerintah.
Dengan kebutuhan belanja yang masih relatif besar, untuk mendorong kebijakan fiskal ekspansif pemerintah, maka tentu penerbitan SBN oleh pemerintah juga masih akan relatif lebih masif.
"Hal ini tentu berpotensi mendorong meningkatnya capital inflow yang pada muaranya berpeluang meningkatkan cadangan devisa," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Jumat (7/5).
Baca Juga: Cadangan devisa naik jadi US$ 138,8 miliar pada Akhir April 2021