kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadev naik, BI fokus tarik dana cold money


Sabtu, 07 Maret 2015 / 10:31 WIB
Cadev naik, BI fokus tarik dana cold money
ILUSTRASI. Simak jadwal MPL ID S12 babak reguler putaran terakhir sebelum playoffs, Sabtu, 22 September 2023


Reporter: Anna Suci Perwitasari, Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Februari 2015 kembali membaik. Dari data yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI), cadangan devisa Februari tercatat ada di posisi US$ 115,5 miliar.

Pundi-pundi cadangan devisa Indonesia tersebut naik US$ 1,3 miliar dari posisi akhir Januari yang sebesar US$ 114,2 miliar. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara mengatakan, peningkatan cadangan devisa kali ini terutama berasal dari devisa hasil ekspor migas bagian pemerintah yang melebihi pengeluaran untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.

BI menilai, posisi cadangan devisa per akhir Februari dapat membiayai 7 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

BI pun menilai cadangan devisa kali ini mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tahun ini dipatok di kisaran 5,3%–5,8%.

Kenaikan cadangan devisa ini membawa nafas baru bagi nilai tukar rupiah. Bertambahnya cadangan devisa membuat nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) menguat 0,3%, kemarin (6/3), dari Rp 13.022 per dollar AS menjadi Rp 12.983. "Tambahan cadev ini memberi nilai positif bagi rupiah," kata Albertus Christian, Senior Research and Analyst PT Monex Investindo Futures.

Akan bertambah

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan penguatan rupiah terjadi seiring derasnya arus uang masuk dari investor asing (inflow) pada portofolio khususnya saham dan obligasi. Di Februari, inflow masih besar yaitu mencapai Rp 17 triliun. "Dari awal tahun ini, inflow masuk Rp 57 triliun," ujarnya.

Ke depan, David memperkirakan cadangan devisa masih di kisaran saat ini. Pelemahan nilai tukar rupiah sejak awal bulan Maret dinilai tidak akan banyak mempengaruhi cadev karena intervensi yang dilakukan BI relatif kecil. "BI hanya intervensi untuk menjaga volatilitasnya bukan mengubah arah pergerakan nilai tukar," tambah David.

Gubernur BI Agus Martowardojo pun menyadari, pelemahan rupiah didorong oleh tingginya permintaan dollar pada transaksi dalam negeri. "Kalau ada di Indonesia seharusnya transaksi dalam rupiah, supaya tidak menciptakan tekanan ekonomi," jelasnya.

Memang masih banyak pelaku bisnis domestik yang bertransaksi dengan mata uang Negeri Paman Sam tersebut. Hal ini dilakukan karena mereka mengimpor barang atau merupakan pelaku dalam negeri yang masih bertransaksi dengan valas.

Penghapusan transaksi valas dalam negeri sudah diupayakan oleh BI dalam setahun terakhir. Namun faktanya transaksi dollar AS domestik masih tinggi. "Di Indonesia, dunia usaha cukup banyak yang menggunakan transaksi secara non tunai dalam valas," terang Agus.

Yang jelas, kata dia, apa yang dilakukan BI saat ini sudah tepat. Apalagi penguatan dollar AS terjadi terhadap semua mata uang. Akan percuma jika BI menggelontorkan dana intervensi demi menguatkan nilai tukar mata uang garuda tersebut. Sekarang yang mesti dilakukan adalah bagaimana menarik cold money alias investasi jangka panjang agar masuk. Selama ini, Indonesia selalu terbuai dengan hot money. "Saat ini tidak ada solusi instan karena ini persoalan struktural. Apalagi perbaikan anggaran baru terjadi di tahun ini," tambah David.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×