kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Cadangan Devisa RI Diproyeksi Capai US$ 155 Miliar di Akhir 2024, Ini Pendorongnya


Selasa, 13 Februari 2024 / 05:10 WIB
Cadangan Devisa RI Diproyeksi Capai US$ 155 Miliar di Akhir 2024, Ini Pendorongnya
Karyawan menghitung tumpukan uang dolar Amerika Serikat di Cash Center Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (19/7). Cadangan Devisa RI Diproyeksi Capai US$ 155 Miliar di Akhir 2024, Ini Pendorongnya.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terbuka peluang cadangan devisa pada akhir tahun 2024 meningkat bila dibandingkan level akhir tahun 2023 yang sebesar US$ 146,4 miliar. 

Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja menghitung, cadangan devisa Indonesia pada tahun ini akan berada di kisaran US$ 145 miliar hingga US$ 155 miliar. 

Ia mengungkapkan, ini didorong oleh potensi penguatan permintaan dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia yang mendorong ekspor. 

Baca Juga: Hingga Agustus 2023, Kontribusi Devisa Industri Sawit Capai US$ 20,6 Miliar

Selain itu, ada prospek manis dari pergerakan harga komoditas andalan ekspor Indonesia, yaitu minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). 

“Prospek harga CPO menjanjikan tahun ini,” terang Enrico dalam laporan Cadangan Devisa dari Macro Outlook Bank UOB edisi Februari 2024. 

Selain penguatan kinerja ekspor, Enrico juga melihat dampak stabilitas politik pasca pemilu dan kelanjutan program pembangunan infrastruktur serta hilriisasi dari pemerintah akan mendorong investasi asing langsung (FDI). 

Ini juga sebenarnya sejalan dengan target pertumbuhan investasi pemerintah yang sebesar 18% yoy pada tahun 2024. 

Baca Juga: Ekonomi Digital RI Ditargetkan Capai US$ 800 Miliar pada 2030, Begini Respons BUKA

Meski demikian, Enrico mengingatkan tetap ada hal yang perlu diwaspadai. Ini mengingat, dunia usaha masih ada kemungkinan untuk menahan rencana ekspansi setidaknya hingga Agustus 2024. 

“Dunia usaha masih menahan rencana ekspansi, setidaknya setelah hasil Pemilu 2024 dipublikasikan pada Agustus,” tambah Enrico. 

Selain itu, pelemahan prospek pertumbuhan ekonomi China tahun ini akan membatasi permintaan komoditas dari Indonesia, khususnya besi dan baja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×