kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Ekonom BCA Sebut Kinerja Ekspor RI Hadapi Ancaman pada Awal Tahun 2024


Senin, 12 Februari 2024 / 06:05 WIB
Ekonom BCA Sebut Kinerja Ekspor RI Hadapi Ancaman pada Awal Tahun 2024
ILUSTRASI. Bongkar muat petikemas di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (1/2/2024). Pelaku usaha menilai konflik geopolitik di Laut Merah yang berkepanjangan akan berdampak terhadap penurunan ekspor Indonesia tahun ini. Konflik ini menyebabkan ongkos logistik kian membengkak lantaran pengiriman harus menempuh jalur memutar melalui Tanjung Harapan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/01/02/2024


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Waspada! Ada tantangan yang mengancam kinerja ekspor pada awal tahun 2024. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, salah satu hal yang akan memengaruhi kinerja ekspor adalah konflik yang terjadi di Laut merah. 

Menurutnya, serangan Houthi di Laut Merah harus membuat pengiriman barang mengalami kendala. 

Baca Juga: Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 145,1 Miliar di Januari 2024

“Ongkos pengiriman akan meningkat, karena harus memutar ke Tanjung Harapan, menghindar dari serangan Houthi yang tentu akan mengganggu volume ekspor,” terang David kepada Kontan.co.id, Minggu (11/2). 

Selain itu, David juga melihat harga komoditas andalan ekspor Indonesia akan stagnan, alias tak terlalu naik sehingga tak bisa mendorong ekspor secara signifikan. 

Kondisi ini pun membuat David membuka peluang neraca transaksi berjalan akan kembali mencatat defisit atau current account deficit (CAD). 

Dari perhitungannya, CAD akan berada di kisaran 0% produk domestik bruto (PDB) hingga 0,5% PDB. 

Baca Juga: Mengukur Kinerja Riil Neraca Dagang 2023

“Masih ada kemungkinan positif memang, tetapi biasnya ke negatif. Selain itu, aliran portofolio juga masih belum terlalu deras masuk ke Indonesia,” tandas David. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×