kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45907,72   -11,79   -1.28%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan Devisa Indonesia pada 2024 Berpeluang Sentuh Hingga US$ 155 Miliar


Senin, 12 Februari 2024 / 16:34 WIB
Cadangan Devisa Indonesia pada 2024 Berpeluang Sentuh Hingga US$ 155 Miliar
ILUSTRASI. Suasana aktifitas bongkar muat di Makassar New Port (MNP), Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis (26/1/2023). Cadangan Devisa Indonesia pada 2024 Berpeluang Sentuh Hingga US$ 155 Miliar


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terbuka peluang cadangan devisa pada akhir tahun 2024 meningkat bila dibandingkan level akhir tahun 2023 yang sebesar US$ 146,4 miliar. 

Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja menghitung, cadangan devisa Indonesia pada tahun ini akan berada di kisaran US$ 145 miliar hingga US$ 155 miliar. 

Ia mengungkapkan, ini didorong oleh potensi penguatan permintaan dari negara-negara mitra dagang utama Indonesia yang mendorong ekspor. 

Baca Juga: Ekonom BCA Sebut Kinerja Ekspor RI Hadapi Ancaman pada Awal Tahun 2024

Selain itu, ada prospek manis dari pergerakan harga komoditas andalan ekspor Indonesia, yaitu minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). 

“Prospek harga CPO menjanjikan tahun ini,” terang Enrico dalam laporan Cadangan Devisa dari Macro Outlook Bank UOB edisi Februari 2024. 

Selain penguatan kinerja ekspor, Enrico juga melihat dampak stabilitas politik pasca pemilu dan kelanjutan program pembangunan infrastruktur serta hilriisasi dari pemerintah akan mendorong investasi asing langsung (FDI). 

Ini juga sebenarnya sejalan dengan target pertumbuhan investasi pemerintah yang sebesar 18% yoy pada tahun 2024. 

Baca Juga: Kinerja Ekspor Rentan Gangguan, Defisit Transaksi Berjalan akan Bertahan

Meski demikian, Enrico mengingatkan tetap ada hal yang perlu diwaspadai. Ini mengingat, dunia usaha masih ada kemungkinan untuk menahan rencana ekspansi setidaknya hingga Agustus 2024. 

“Dunia usaha masih menahan rencana ekspansi, setidaknya setelah hasil Pemilu 2024 dipublikasikan pada Agustus,” tambah Enrico. 

Selain itu, pelemahan prospek pertumbuhan ekonomi China tahun ini akan membatasi permintaan komoditas dari Indonesia, khususnya besi dan baja. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×