kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Cadangan Devisa Bulan Agustus 2022 Diprediksi Naik US$ 2 Miliar


Jumat, 02 September 2022 / 17:53 WIB
Cadangan Devisa Bulan Agustus 2022 Diprediksi Naik US$ 2 Miliar
ILUSTRASI. Cadangan devisa Indonesia berpotensi meningkat pada bulan Agustus 2022.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa Indonesia berpotensi meningkat pada bulan Agustus 2022. Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, peningkatan cadangan devisa pada bulan lalu bisa mencapai US$ 2 miliar.

“Cadangan devisa pada Agustus 2022 ada potensi naik, sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar,” tegas David kepada Kontan.co.id, Jumat (2/9).

Menurut David, potensi peningkatan cadangan devisa ini seiring dengan neraca perdagangan Indonesia yang masih surplus dan juga adanya arus modal asing yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri (capital inflow).

Selain itu, kebutuhan intervensi nilai tukar rupiah pada Agustus 2022 tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Namun, potensi peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2022 terganjal nominal pembayaran utang luar negeri.

Baca Juga: Cadangan Devisa Masih Berpotensi Meningkat Lagi Hingga Akhir Tahun

Lebih lanjut, David memperkirakan cadangan devisa pada akhir tahun akan berada di kisaran US$ 130 miliar hingga US$ 133 miliar. Memang, ini menurun dari posisi cadangan devisa pada akhir 2021 yang mencapai US$ 144,90 miliar.

Menurut David, masih ada ketidakpastian yang akan membayangi prospek pergerakan cadangan devisa. Seperti, kebutuhan impor energi yang masih cukup besar dan pembayaran utang luar negeri.

Selain itu, prospek capital inflow yang masih belum sederas pra Covid-19 dan potensi terhambatnya capital inflow bila harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jadi naik.

“Karena harus dilihat bagaimana reaksi masyarakat terhadap peningkatan harga BBM bersubsidi ini dan reaksi pasar terhadap BBM bersubsidi. Kalaupun akan menyebabkan ketidakpastian, ini hanya bersifat sementara,” jelasnya.

Dengan kondisi ini, David memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.900 per dolar Amerika Serikat (AS) hingga Rp 15.000 per dolar AS.

Baca Juga: Kerek Suku Bunga Acuan, Ini Penjelasan BI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×