Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Cadangan devisa pada Agustus 2020 kembali meningkat. Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir bulan lalu sebesar US$ 137,0 miliar atau naik US$ 1,9 miliar dari posisi akhir Juli 2020 yang sebesar US$ 135,1 miliar.
Dengan demikian, posisi cadev Indonesia kembali mencetak rekor tertingginya sepanjang sejarah, setelah pada bulan Juli 2002 lalu juga merupakan yang tertinggi.
"Peningkatan cadangan devisa pada Agustus 2020 antara lain dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri pemerintah, serta penerimaan pajak dan devisa migas," ujar Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko, Senin (7/9).
Baca Juga: Ekonom Bank Permata nilai kenaikan cadangan devisa pertanda ekonomi mulai pulih
Selain itu, ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat peningkatan cadangan devisa juga disebabkan oleh term deposit valas yang meningkat sehingga ada ekses likuiditas di pasar yang bisa didorong oleh perbaikan harga komoditas.
"Mungkin ada perbaikan harga komoditas mulai dari mineral seperti tembaga, nikel, logam mulia. Ekspor kita juga diperkirakan masih naik. Terjadi trade surplus juga kan beberapa bulan terakhir," kata David kepada Kontan.co.id.
Meski cadangan devisa mengalami peningkatan, David mengingatkan agar Indonesia perlu waspada dalam menjaga fundamentalnya. Pasalnya, ke depan masih ada kemungkinan ketidakpastian yang membayangi.
David menjabarkan, ketidakpastian itu akan berasal dari Covid-19 yang masih ada baik itu di Indonesia maupun di global, lalu ada juga ketidakpastian yang berasal dari Amerika Serikat (AS) karena pada akhir tahun ini akan ada event pemilihan presiden di negara Paman Sam tersebut.
Hal-hal tersebut dikhawatirkan mampu menggoyang pasar finansial. Bila ada guncangan di pasar, maka akan ada kemungkinan dollar AS akan mengalami shortage sehingga Indonesia bisa kekeringan dollar AS.
Untuk itu, David menyarankan agar mulai sekarang Indonesia bersiap memupuk cadangan devisa. "Sesuai dengan utang jangka pendek, impor kan jugua turun. Namun, ke depan peluang meningkat juga masih ada. Harapannya pada arus portofolio dan surplus neraca dagang," katanya.
Lebih lanjut, dengan posisi cadangan devisa yang jumbo ini, David juga yakin kalau nilai tukar rupiah bisa akan terjaga.
Baca Juga: Cadangan devisa Agustus 2020 catat rekor tertinggi sepanjang sejarah
Ia juga memperkirakan, kalau nilai tukar rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.500 - Rp 15.000 hingga akhir tahun ini.
"Rupiah masih bisa tertopang kuat. Saya pikir rupiah juga pergerakannya akan mengikuti perkembangan mata uang lain. Namun, kita juga memiliki secondary buffer, yaitu swap dengan bank sentral negara lain juga repo line langsung dengan The Fed," tandasnya.
Selanjutnya: Sampai akhir Agustus, penerimaan negara minus 13,5%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News