kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Busway lancar, semua pasti ingin pindah naik bus


Rabu, 13 November 2013 / 09:58 WIB
Busway lancar, semua pasti ingin pindah naik bus
ILUSTRASI. Promo 2 Pizza Double Box dari Pizza Hut Delivery lebih hemat (dok/Pizza Hut Delivery)


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Salah satu program dari 17 kebijakan mengatasi kemacetan Jakarta oleh Wakil Presiden Boediono, yaitu sterilisasi jalur transjakarta mulai menuai pro dan kontra. Tak sedikit yang menganggap kemacetan Jakarta yang semakin semrawut merupakan dampak dari realisasi kebijakan tersebut.

Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, Pemprov DKI lebih memprioritaskan para pengguna bus daripada pengguna kendaraan pribadi.

"Sekarang anda pilih saja, misalnya busway lancar apa jalan lancar? Itu supaya orang mau berpindah naik bus," kata Basuki di Balaikota Jakarta, Rabu (13/11).

Dalam menerapkan kebijakan tersebut, masyarakat hanya perlu beradaptasi dan membiasakan diri selama 2-3 bulan ke depan. Nantinya, Pemprov DKI akan menyediakan ratusan unit transjakarta. Dengan begitu, ia yakin masyarakat pengguna kendaraan pribadi akan iri dan beralih kepada transjakarta.

Saat ini, tak sedikit masyarakat yang melihat kalau jalur transjakarta sudah steril, dengan jumlah unit transjakarta yang sedikit dan terbatas. Menjawab pernyataan itu, menurut Basuki, transportasi massal yang sudah berusia hampir sepuluh tahun tersebut memang jumlahnya sedikit. Sehingga, ketika ada bus yang datang, jumlah penumpang membeludak dan waktu menunggu bus menjadi sangat lama. Hal itu pula yang menyebabkan antrean panjang di hampir semua halte transjakarta.

"Nanti bus transjakarta datang 694 bus. Bayangkan sembilan tahun, hanya ada 600 bus. Kita tidak memenuhi target beli seribu transjakarta saja sudah mengalahkan jumlah bus sembilan tahun," klaim pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Sementara untuk denda tilang yang mencapai Rp 500.000 hingga Rp 1 juta untuk penerobos busway, sudah dapat menciptakan efek jera bagi pelanggar peraturan. Menurutnya, jika pelanggar hanya dikenakan sanksi denda sekitar Rp 50.000 - Rp 100.000, maka warga tidak akan kapok dan terus mengulangi kesalahan yang sama.

Pendapatan hasil tilang tersebut akan masuk menjadi kas negara, dan sama sekali tidak masuk ke dalam pendapatan asli daerah (PAD) DKI. Kendati demikian, mantan Bupati Belitung Timur itu mengatakan, DKI akan tetap melakukan kebijakan yang diberikan Wapres Boediono untuk mengatasi macet secara bertahap.

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Udar Pristono mengatakan, penegakan peraturan melalui sterilisasi transjakarta sebagai salah satu pembelajaran agar masyarakat mau tertib hukum. Sejak diluncurkan dan menggunakan rambu-rambu yang jelas, jalur transjakarta memang diprioritaskan untuk perlintasan transjakarta.

Ia mengharapkan, masyarakat yang terhambat dan mengeluhkan macet karena sterilisasi transjakarta mau beralih menggunakan angkutan umum. "Tujuan utama busway itu kan memang untuk melancarkan para penumpang. Tahun depan, akan didatangkan 1.000 bus transjakarta," kata Pristono. (Kurnia Sari Aziza/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×