Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Ellen Tangkudung menilai kasus rusaknya sejumlah komponen pada 5 bus baru transjakarta dan 10 unit baru bus kota terintegrasi busway atau BKTB sebagai akibat keteledoran Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ellen mengatakan, pada setiap pengadaan barang, satuan kerja perangkat daerah (SKPD) menerjunkan tim penerima sekaligus pemeriksa barang. Ellen mempertanyakan mengapa tim tersebut meloloskan barang yang tidak berkualitas baik, padahal sudah melalui prosedur.
"Penanggung jawab barang itu tetap si pemenang tender. Namun, harusnya ketika datang, pemeriksa Dishub DKI memeriksa, apa barangnya itu sudah sesuai apa belum spesifikasinya," ujar Ellen kepada Kompas.com, Senin (10/2/2014) siang.
Dia menengarai pemeriksaan dilakukan dengan sistem sampling sehingga tidak seluruh unit bus terpantau kualitasnya. Jika sudah demikian, Ellen menyarankan, agar Inspektorat Pemprov DKI Jakarta menguji ulang transjakarta dan BKTB baru itu. Pengujian bukan oleh montir Dishub DKI, tetapi Kementerian Perhubungan. "Supaya alasan kecipratan air laut itu diterima ahli, benar atau enggak. Saya rasa yang ahli bisa dari Kemenhub karena mereka kan juga bertanggung jawab soal uji kelaikan angkutan," ujarnya.
Ellen menyarankan agar Dinas Perhubungan Jakarta menyerahkan uji kelaikan jalan tidak hanya kepada tim dari dinasnya sendiri, tetapi juga melibatkan pihak lain, misalnya Kemenhub, Dewan Transportasi Kota Jakarta, akademisi dan praktisi di bidang transportasi, serta pihak lainnya terutama yang mewakili penumpang bus.
"Ini kan angkutan umum yang dinanti-nantikan masyarakat, yang sangat diharapkan dan membutuhkan syarat keselamatan serta keamanan tinggi. Diperiksanya semua dan tak sampling," ujarnya.
Pemerintah Provinsi DKI telah mengeoperasikan 90 dari 310 bus baru transjakarta dan 18 dari 346 unit baru BKTB. Sebanyak 5 bus transjakarta dan 10 BKTB mengalami kerusakan pada sejumlah komponennya. Bus transjakarta gandeng (articulated) nomor kendaraan B 7146 IX dan nomor seri bus AK5205, misalnya, diserang karat pada bagian engine mounting, velg roda, pulley mesin, tabung oli power steering, kompresor AC, saluran pengisap udara, turbo sensor, dan tabung saluran pembuangan. Kerusakan lain terdapat pada tombol pembuka tangga darurat yang kendur, tutup pelincung valve CNG rusak, pipa radiator berjamur, CCTV tidak menyala, LCD rusak, dan pintu belakang kiri tidak dapat menutup normal.
Direktur Utama PT Sun Abadi Indra Krisna selaku agen tunggal pemilik merek bus itu mengatakan, kerusakan yang terjadi di beberapa komponen bus terjadi akibat proses pengapalan yang bermasalah. Pengiriman bus dilakukan dua kali, yakni awal November 2013 dan pertengahan November 2013. Pengiriman pertama, kata Indra, tidak menghadapi masalah. Namun, pengiriman kedua terkendala cuaca berkabut serta gelombang tinggi. Alhasil bus yang sesuai jadwal dikirim 20 November dari Pelabuhan Shanghai dan tiba di Pelabuhan Tanjung Priok tanggal 3 Desember, jadi molor hingga berangkat tanggal 29 November dan tiba 2 Januari 2014. Pada saat terapung di lautan dengan cuaca badai itulah, proses korosi komponen bus-bus terjadi. (Fabian Januarius Kuwado)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News