kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.184   16,00   0,10%
  • IDX 7.058   73,96   1,06%
  • KOMPAS100 1.054   13,96   1,34%
  • LQ45 829   11,79   1,44%
  • ISSI 213   1,14   0,54%
  • IDX30 423   7,19   1,73%
  • IDXHIDIV20 510   7,90   1,57%
  • IDX80 120   1,68   1,41%
  • IDXV30 125   0,79   0,63%
  • IDXQ30 141   2,08   1,50%

Buruh migran hasilkan devisa Rp 118 Triliun


Selasa, 28 November 2017 / 13:01 WIB
Buruh migran hasilkan devisa Rp 118 Triliun


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Buruh Migran Indonesia berkontribusi dalam menghasilkan remitansi sebesar US$ 8,9 miliar atau sebesar Rp 118 triliun di tahun lalu. Ini setara 1% produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

Data tersebut tercantum dalam Laporan Bank Dunia bertajuk Pekerja Global Indonesia, yang merupakan survei pertama soal buruh migran Indonesia oleh Bank Dunia.

Rodrigo A. Chaves, Country Director Indonesia dan Timor Leste Bank Dunia mengatakan, angka tersebut akibat makin masifnya migrasi buruh dari Indonesia ke negara-negara seperti Malaysia, Singapura, Korea.

"Saat ini terdapat lebih dari 9 juta WNI yang bekerja di luar negeri. Buruh migran ini bisa dapat penghasilan enam kali upah mereka dibandingkan di dalam negeri," kata Rodrigo di acara Indonesian Global Workers: Juggling Opportunities and Risks, Selasa (28/11).

Meski demikian ada beberapa catatan dari Rodrigo terkait masifnya kuantitas buruh migran asal Indonesia. Khususnya soal jenis pekerjaannya.
"Lebih dari tiga perempat dari 9 juta buruh migran adalah pekerja berketerampilan rendah," sambung Rodrigo.

Dari laporan tersebut, jenis pekerjaan utama buruh migran Indonesia ada di Pembantu Rumah Tangga (PRT)/Pengasuh anak sebesar 32%. Selain itu berturut-turut adalah pekerja pertanian 19%, pekerja konstruksi 18%, pekerja pabrik 8%, perawat lansia 6% pekerja toko/restoran/hotel 4%, sopir 2%, dan pekerja kapal pesiar 0,5%.

Sementara soal negara tujuan utama, Malaysia jadi yang paling unggul. Sebesar 55% buruh migran asal Indonesia bekerja di Malaysia. Setelahnya, Saudi Arabia 13%, Cina 10%, dan Hong Kong 6%.

Vivi Alatas, Lead Economist for Poverty Bank Dunia mengatakan, kontribusi buruh migran ini sejatinya bisa lebih dimaksimalkan. Sebab dari total remitansi Rp 118 triliun itu, rata-rata hanya 18% dari total pendapatan buruh migran.

Ia pun tambahkan, memang perlu perubahan paradigma bagi buruh migran dalan bekerja di luar negeri, sebagai kontributor pembangunan ekonomi nasional. "Bukan sekadar jalan-jalan atau bekerja selama 5 tahun, 10 tahun," ujar Vivi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×