Reporter: Handoyo | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kabar gembira bagi kalangan pelaku usaha skala kecil dan menengah. Pasalnya, dalam waktu dekat pemerintah berencana menurunkan suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 9% menjadi 7%.
Rencana penurunan suku bunga KUR ini dilontarkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) pada saat penutupan Kongres Ekonomi Umat Islam Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Senin (24/4). Penurunan suku bunga KUR bertujuan untuk pemerataan pendapatan masyarakat dan mengurangi ketimpangan antara masyarakat.
Namun menurut Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingrabutun,, penurunan suku bunga KUR tidak akan berdampak signifikan pada pengusaha kecil. "Kebijakan penurunan suku bunga akan menguntungkan dari sisi perbankan dibandingkan UMKM," kata Ikhsan.
Pasalnya, selama ini, UMKM yang menikmati KUR masih terbatas. Dalam implementasi di lapangan, masyarakat yang dapat mengakses KUR merupakan nasabah bank-bank penyedia KUR. Sehingga, pengusaha kecil yang tidak bermitra dengan bank penyedia KUR tetap kesulitan.
Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah mencari terobosan baru dalam memberikan bantuan permodalan bagi pengusaha mikro. Seperti menggandeng koperasi.
Berdasarkan perhitungan Akumindo, dari 60 juta UMKM yang terdaftar di Kementerian Koperasi dan UMKM, mayoritas atau lebih dari 90% merupakan pengusaha mikro. Oleh sebab itu, perlu adanya layanan yang berbeda dengan pengusaha kecil dan menengah.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua Komisi XI DPR Achmad Hafisz Thohir. Menurutya, yang menjadi kendala penyaluran KUR adalah aksesibilitasnya. "Penyerapan KUR juga lebih banyak pada sektor perdagangan yang sebenarnya telah mampu secara ekonomi," kata Achmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News