Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perum Bulog meminta agar pemerintah memberikan kepastian terkait penyaluran beras. Misalnya, dengan menyerahkan sepenuhnya pelaksanaan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kepada Bulog.
Sejak program rastra berubah menjadi BPNT, penyaluran beras Bulog terus menyalami penurunan. Pasalnya, program BPNT membuka kesempatan kepada pasar bebas untuk turut memasok beras. Artinya, Bulog turut bersaing dengan produsen beras lain.
Baca Juga: Eksekusi tambahan kuota FLPP, BTN gelar akad KPR massal
Direktur Pengembangan Bisnis Bulog Imam Subowo mengatakan, hingga saat ini Bulog baru menyalurkan beras sekitar 130.000 ton untuk program BPNT dari target 700.000 ton. Imam pun mengaku sulit untuk mencapai target yang ditetapkan dalam waktu yang kurang dari 1 bulan.
Saat ini, selain melalui BPNT, penyaluran beras Bulog pun dilakukan melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH), untuk bencana alam dan bantuan internasional itu pun dilaksanakan dengan penugasan dari pemerintah.
Imam mengatakan, kepastian penyaluran amat dibutuhkan supaya Bulog bisa menyerap gabah/beras dari petani dalam jumlah yang besar pula. Dengan kondisi saat ini, Imam mengakui Bulog tetap melakukan penyerapan, tetapi jumlah gabah/beras yang diserap terbatas karena kondisi gudang yang makin penuh.
Baca Juga: Mensos: Kartu sembako, BPNT yang ganti nama
"Kami tidak tinggal diam menunggu BPNT. Kami bergerak, kami menyerap juga. Tetapi kan jumlahnya terbatas. Berbeda kalau salurannya menjadi ada. Salurannya menjadi sangat jelas," tutur Imam, Kamis (12/12).