| : WIB | INDIKATOR |

EMAS 1.916.000 2.000 0,10%
USD/IDR 16.369 46,00 0,28%
IDX 7.890 -0,54 -0,01%
KOMPAS100 1.110 -1,28 -0,12%
LQ45 828 -1,10 -0,13%
ISSI 266 0,11 0,04%
IDX30 428 -0,72 -0,17%
IDXHIDIV20 496 -0,23 -0,05%
IDX80 125 -0,03 -0,03%
IDXV30 132 0,67 0,51%
IDXQ30 138 -0,21 -0,15%

Bulog Larang Penjualan Beras SPHP di Grosir, Apa Alasannya?

Jumat, 22 Agustus 2025 / 04:41 WIB

ILUSTRASI. Perum Bulog tidak menyalurkan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) melalui grosir. ANTARA FOTO/Andry Denisah

Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Adapun di daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal), pembelian bisa mencapai 10 kemasan karena keterbatasan akses distribusi.

Lebih jauh, ia menyebut Bulog menargetkan penyaluran beras SPHP tahun ini mencapai 1,18 juta ton hingga Desember 2025.

Setiap transaksi wajib tercatat dalam aplikasi Klik SPHP agar terdata secara detail dan mencegah adanya beras yang keluar jalur distribusi resmi.

“Kemudian target volume kami tahun ini sampai bulan Desember adalah 1,18 juta ton dan kami proses penjualan ini kami wajibkan semua menggunakan aplikasi Klik SPHP tujuannya apa? Supaya terdata, detail, sehingga tidak ada yang black market ataupun yang di luar pencatatan, sehingga semua beras yang keluar untuk SPHP ini semua detail tercatat dengan Klik SPHP ini,” ucap Ahmad Rizal.

Terkait harga, Bulog menetapkan zonasi sesuai wilayah. Di Zona I harga keluar gudang Rp 11.000 per kilogram dengan HET Rp 12.500, Zona II Rp 11.300 dengan HET Rp 13.100, sementara di Zona III harga keluar gudang Rp 11.600 dengan HET Rp 13.500.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Takut Beras Dioplos, Bulog Larang Penjualan SPHP di Grosir"