kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.690.000   -16.000   -0,94%
  • USD/IDR 16.334   1,00   0,01%
  • IDX 6.659   41,00   0,62%
  • KOMPAS100 968   4,37   0,45%
  • LQ45 754   0,37   0,05%
  • ISSI 207   2,68   1,31%
  • IDX30 392   0,12   0,03%
  • IDXHIDIV20 473   -2,64   -0,56%
  • IDX80 110   0,47   0,43%
  • IDXV30 114   0,43   0,38%
  • IDXQ30 129   -0,08   -0,06%

Bukan Imbas Penurunan Daya Beli, Ini Penyebab Deflasi Dua Bulan Beruntun Menurut BI


Jumat, 07 Maret 2025 / 06:00 WIB
Bukan Imbas Penurunan Daya Beli, Ini Penyebab Deflasi Dua Bulan Beruntun Menurut BI
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) menyebut, deflasi yang terjadi dalam dua bulan beruntun yakni Januari-Februari 2025, bukan disebabkan saya beli yang melemah.ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/nz


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebut, deflasi yang terjadi dalam dua bulan beruntun yakni Januari-Februari 2025, bukan disebabkan saya beli yang melemah.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, deflasi pada Januari 2025 mencapai 0,76% month to month (mtm), sementara pada Februari mencapai  0,48% mtm.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juli Budi Winantya menyampaikan, secara umum BI akan melihat tingkat inflasi inti untuk mendapatkan gambaran terkait kemampuan daya beli masyarakat. Pasalnya komponen inti yang mengalami inflasi mencerminkan interaksi antara penawaran dan permintaan.

Baca Juga: Masih Dihantui Tekanan Daya Beli, Intip Peluang Emiten Resto Saat Ramadan & Lebaran

Sementara itu, komponen inti pada Februari 2025 justru mengalami inflasi sebesar 0,25% mtm, dan 2,48% year on year (yoy).

“Terkait dengan inflasi inti sendiri sampai dengan Februari, inflasi inti secara tahunan ada di kisaran 2,5% atau di 2,48%. Jadi masih di angka yang rendah dan stabil,” tutur Juli dalam Taklimat Media, Kamis (6/3).

Ia menyebut, deflasi dua bulan beruntun lebih disebabkan karena adanya diskon tarif sebanyak 50% listrik periode Januari-Februari 2025 yang dilakukan pemerintah.

Selain itu, deflasi pada Februari 2025 terjadi karena penurunan harga pada kelompok administered prices yang terutama disumbang oleh komoditas tarif listrik, serta kelompok volatile food disumbang oleh komoditas daging ayam ras, bawang merah, dan aneka cabai.

Baca Juga: Deflasi 2 Bulan Beruntun, Sinyal Daya Beli Lemah? Ini Kata BPS

Sebelumnya BI menyebut akan tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan mempererat sinergi pengendalian inflasi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2025.

Selanjutnya: Mekanisme Penukaran Uang Lebaran 2025 di BI: Nama Penukar dan Pendaftar Harus Sama

Menarik Dibaca: 6 Buah Rendah Kalori yang Cocok untuk Berbuka Puasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×