Reporter: Indra Khairuman | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa terdapat penurunan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) di Indonesia, ini menunjukkan adanya perbaikan dalam kesetaraan gender di berbagai aspek, seperti kesehatan reproduksi, pemberdayaan, dan partisipasi dalam pasar tenaga kerja.
Amalia Adininggar Widyasanti, Kepala BPS Pusat, menjelaskan bahwa nilai IKG Indonesia pada tahun 2024 tercatat sebesar 0,421, turun 0,026 poin dibandingkan tahun 2023 yang mencapai angka 0,447.
“Perbaikan ini dipengaruhi oleh kesetaraan capaian pada seluruh dimensi penyusun indeks ketimpangan gender,” ujar Amalia pada konferensi pers BPS, Senin (5/5).
Amalia juga menjelaskan perbaikan dalam aspek kesehatan reproduksi, dimana proporsi Perempuan berusia 15-49 tahun yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan dalam dua tahun terakhir menurun menjadi 9,4%.
Baca Juga: BPS: Kontribusi Investasi ke Pertumbuhan Ekonomi Terus Menurun
Selain itu, proporsi Perempuan yang melahirkan anak lahir hidup pertama sebelum usia 20 tahun mencapai 24,8%.
“Semakin kecil nilai indeks ketimpangan gender, maka semakin rendah ketimpangan yang terjadi antara laki-laki dan perempuan,” tegasnya.
Dari aspek pemberdayaan, persentase penduduk laki-laki yang berpendidikan SMA ke atas adalah 43,78%, sedangkan perempuan hanya 37,64%.
BPS juga mencatat bahwa persentase anggota legislatif laki-laki mencapai 77,54%, sementara perempuan hanya mencapai 22,46%.
Di sisi lain, dalam aspek pasar tenaga kerja, tingkat partisipasi Angkatan kerja laki-laki mencapai 84,06%, sementara perempuan hanya 56,42%.
Amalia menegaskan bahwa selama periode 2018 hingga 2024, IKG Indonesia menunjukkan tren penurunan yang konsisten.
“Pada tahun 2024, IKG Indonesia mencapai 0,421 turun 5,82% atau lebih dari 2 kali lipat persentase penurunannya dibandingkan yang terjadi tahun 2023,” jelas Amalia. Penurunan ini dipicu oleh perbaikan di seluruh aspek, khususnya aspek pasar tenaga kerja.
Lebih lanjut, Amalia menjelaskan bahwa perbaikan tercatat di semua aspek IKG selama periode tersebut.
Proporsi perempuan yang melahirkan di luar fasilitas kesehatan menurun 21,4% pada tahun 2018 menjadi 9,4% pada 2024.
Selain itu, proporsi perempuan yang melahirkan anak lahir hidup pertama sebelum usia 20 tahun juga turun dari 27,1% pada tahun 2019 menjadi 24,8% pada 2024.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Tertinggi Kuartal I 2025 di Wilayah Sulawesi
Dari aspek pemberdayaan, persentase perbedaan jumlah anggota legislatif antara laki-laki dan perempuan turun dari 65,36% pada tahun 2018 menjadi 55,08% pada tahun 2024.
“Persentase penduduk dengan Pendidikan minimal SMA menurut gender, yaitu kalau kita lihat gender gap-nya turun dari 7,28% pada tahun 2018 menjadi 6,14% pada tahun 2024,” ucap Amalia.
Dalam aspek pasar tenaga kerja, tingkat partisipasi angkatan kerja antara laki-laki dan perempuan menurun dari 31% pada tahun 2018 menjadi 28,24% pada tahun 2024.
BPS mencatat bahwa ada 16 provinsi dengan IKG yang lebih baik atau di bawah rata-rata nasional, sedangkan 22 provinsi lainnya masih berada di atas rata-rata nasional.
Amalia juga mengungkapkan bahwa pada tahun 2024, IKG mengalami penurunan di 32 provinsi, dengan penurunan paling signifikan terjadi di Nusata Tenggara Barat (NTB) sebesar 0,120.
Meski itu, IKG di 6 provinsi lainnya mengalami peningkatan, dengan kenaikan tertinggi di provinsi Maluku sebesar 0,029.
Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I 2025 Melambat Hanya 4,87%
Selanjutnya: Japfa Comfeed (JPFA) Kantongi Laba Rp 680,41 Miliar pada Kuartal I-2025
Menarik Dibaca: Promo Superindo Hari Ini 5-8 Mei 2025, Melon Red Sweet-Rinso Bubuk Diskon 25%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News