Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan akan segera merilis data angka kemiskinan pada pertengahan September depan. Berbeda dengan sebelumnya, mulai tahun ini tingkat kemiskinan akan tergambar lebih detail sampai level kabupaten/kota.
Suryamin, Kepala BPS mengatakan, upaya pihaknya untuk memperoleh visualisasi angka kemiskinan di Indonesia yaitu dengan memperbesar jumlah sampel dari sebelumnya 75.000 rumah tangga (RT) menjadi 300.000 korespoden. Adapun responden untuk sampel tersebut juga harus tersebar di 514 kabupaten/kota.
Dengan memperbanyak volume sampel, BPS yakin hasil pengolahan data yang didapat akan mencerminkan kondisi populasi alias gambaran angka kemiskinan yang sebenarnya. "Untuk membuat gambaran sambapi kabupaten/kota tentu keterwakilan sampelnya sampai tingkat kabupaten/kota, kalau dulu dengan sampel 75.000 RT hanya melibatkan keterwakilan sampel tingkat nasional dan provinsi," ujar Suryamin, Selasa (25/8).
Ia mengakui, peningkatan jumlah sampel membuat data angka kemiskinan yang sedianya dirilis Juli lalu menjadi tertunda. Hal tersebut terjadi lantaran BPS perlu waktu lebih panjang dalam tahap kegiatan survei ke koresponden.
Saat ini, BPS masih dalam tahap pengolahan data hasil survei 300.000 koresponden. Sayangnya, Suryamin tidak mau memprediksikan potensi peningkatan atau penurunan angka kemiskinan lewat pelaksanaan pola survei baru tersebut. "Kami memperkirakan hasilnya akan lebih konsisten ke data populasi, karena sampel n yang besar," kata Suryamin.
Asal tahu saja, sebelumnya per September 2014 BPS mencatat jumlah penduduk miskin mencapai 27,73 juta atau 10,96% dari total penduduk Indonesia. Jumlah tersebut turun dibandingkan Maret 2014 sebesar 28,28 juta atau setara 11,25% dari total penduduk di Tanah Air.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News