kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BPS: Indonesia bisa jaga momentum pertumbuhan dari ekonomi domestik


Senin, 17 Februari 2020 / 15:43 WIB
BPS: Indonesia bisa jaga momentum pertumbuhan dari ekonomi domestik
ILUSTRASI. Kepala dan jajaran BPS dalam penyampaian neraca perdagangan Januari 2020, Senin (17/2) di Gedung BPS, Jakarta. KONTAN/Bidara Deo Pink (Sudah lengkap dan ada foto) Neraca dagang Januari 2020 alami defisit US$ 864 juta. KONTAN/Bidara Pink


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di tahun 2020 akibat wabah virus corona. Negara tersebut memproyeksi pertumbuhan ekonomi mereka ada di kisaran -0,5% hingga 1,5%. Padahal sebelumnya, pemerintah memproyeksikan ekonomi negara tersebut bisa berada di kisaran 0,5% hingga 2,5%.

Menanggapi hal tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) melihat hal tersebut tentu akan berdampak pada perekonomian Indonesia. Namun, ini masih berupa sebuah asumsi sehingga BPS masih perlu menghitung dengan berbasis data untuk akibatnya terhadap proyeksi.

Baca Juga: Sejam jelang penutupan, rupiah bertengger di level Rp 13.688 per dolar AS

"Namun, semoga dampaknya tidak sebesar itu. Nanti akan kita coba hitung dan sampaikan datanya," jelas Suhariyanto kepada Kontan.co.id, Senin (17/2) di Jakarta.

Menambahi hal itu, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Sri Soelistyowati mengatakan bahwa BPS melihat akan ada dampak ke pertumbuhan ekonomi, terutama dari penyebaran virus corona ke pertumbuhan ekonomi domestik.

Meski begitu, Sri mengatakan bahwa Indonesia masih bisa menjaga momentum pertumbuhan ekonomi dengan menjaga perekonomian domestik, yaitu dengan menjaga daya beli sehingga mendorong konsumsi. Apalagi, konsumsi merupakan penopang pertumbuhan ekonomi utama di Indonesia.

Baca Juga: BPS: Efek virus corona ke perdagangan baru mulai terlihat di Februari 2020

Selain itu, daya beli yang cukup bagi masyarakat juga mendorong untuk masyarakat melakukan konsumsi leisure dan berwisata. Dengan kegiatan ini, diharapkan mampu menggantikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang akan berkurang di awal tahun ini.

Lebih lanjut, Sri juga mengatakan bahwa Indonesia juga bisa untuk fokus pada perdagangan, dengan melakukan diversifikasi pasar sehingga tidak hanya bergantung pada negara-negara tradisional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×