kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.929.000   -9.000   -0,46%
  • USD/IDR 16.295   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.113   44,39   0,63%
  • KOMPAS100 1.038   7,95   0,77%
  • LQ45 802   5,08   0,64%
  • ISSI 229   1,99   0,87%
  • IDX30 417   1,49   0,36%
  • IDXHIDIV20 489   1,52   0,31%
  • IDX80 117   0,66   0,57%
  • IDXV30 119   -0,75   -0,63%
  • IDXQ30 135   0,08   0,06%

BPS: Hingga November 2022, Indonesia Impor Beras 326,25 Ribu Ton


Kamis, 15 Desember 2022 / 13:12 WIB
BPS: Hingga November 2022, Indonesia Impor Beras 326,25 Ribu Ton
ILUSTRASI. Hingga November Indonesia Sudah Impor Beras 326,25 Ribu Ton, Paling Banyak dari India. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/foc.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia telah melakukan impor beras sebanyak 326,25 ribu ton selama periode Januari hingga November 2022.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyampaikan, impor beras ini didominasi oleh golongan broken rice, other than of a kind used for animal feed (HS 10064090) dengan share yang cukup besar yakni 87,15% atau 284,50 ribu ton.

“Kode HS nya harus berhati-hati kami membaca ini, ada beras beras dalam kode HS 10064090. Ini share-nya cukup besar dengan share 87,15%,” kata Dia dalam konferensi pers, Kamis (15/12).

Baca Juga: Bulog: 200.000 Ton Beras yang Didatangkan dari Luar Negeri Bisa Sampai Bulan Ini

Dia menyebut mayoritas impor terbesar secara kumulatif berasal dari India dengan volume sebanyak 157,97 ribu ton atau mencakup 48,39% dari total impor beras.

Selanjutnya disusul oleh impor beras dari Pakistan sebanyak 68,72 ribu ton atau 21,05%, Vietnam sebanyak 44,34 ribu ton atau 13,58%, Thailand 51,58 ribu ton atau 15,80%, dan lainnya 3,85 ribu ton atau 1,18%.

“Kalau dilihat berasal dari negara mana, impor beras terbesar sepanjang Januari hingga November 2022 berasal dari India, dengan volume 157,97 ribu ton,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×