Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Empat Penjabat Gubernur di Provinsi Papua sepakat kerja sama dalam peningkatan akuntabilitas keuangan dan pembangunan dengan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Hal tersebut menjadi babak baru bagi pemekaran empat provinsi baru di Bumi Cenderawasih dalam membangun pemerintahan yang baik.
Penjabat Gubernur Papua Barat Daya Muhammad Musa'ad menegaskan, tidak ingin menjadi provinsi yang terbawah. Pihaknya bekerjasama dengan semua pihak termasuk BPKP.
“Kami apresiasi inisiatif ini, atas komunikasi, koordinasi kami dengan Kepala Perwakilan BPKP Papua Barat,” ujar Musa'ad dalam keterangan tertulisnya, Kamis (23/2).
Baca Juga: BPKP Dorong Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri di BUMN
Sedangkan Penjabat Gubernur Provinsi Papua Tengah, Ribka Haluk, mengaku bukan perkara mudah dalam membangun provinsi baru. Keterbatasan sumber daya dan kompetensi menjadi tantangan yang harus dihadapi.
Ia meminta dukungan BPKP mulai dari sisi perencanaan agar dapat merealisasikan program-program prioritas.
“Sebagai provinsi yang baru dibentuk, kami membutuhkan dukungan dari semua pihak, apalagi BPKP", ucap Ribka.
Adapun Sekretaris Daerah Provinsi Papua Selatan, Madaremmeng yang mewakili Penjabat Gubernur menyoroti permasalahan karakter SDM dan sistem kerja.
Menurutnya, orang yang direkrut belum tentu sesuai dan berpengalaman dalam tugas yang diemban. Sehingga pendekatan yang harus dilakukan adalah peningkatan kapasitas.
Dengan pandangan yang sama Penjabat Gubernur Provinsi Papua Pegunungan Nikolaus Kondomo menilai kesepakatan ini sebagai langkah yang tepat.
Baca Juga: BPKP akan Kawal Pemenuhan DMO Minyak Goreng
“Kami sangat mengharapkan dan berterima kasih. Langkah yang begitu cepat sehingga kami juga sangat didukung oleh teman-teman dari BPKP dalam menjalankan pemerintahan,” kata Nikolaus.
Sementara itu, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh mengatakan, BPKP berkomitmen untuk mengawal dan mendampingi provinsi baru ini agar akuntabilitas dan tata kelolanya terjaga.
Ia berpesan agar para pimpinan daerah terus ingat bahwa lahirnya Provinsi Papua Barat Daya, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Selatan tidak lain bertujuan untuk pemerataan pembangunan, peningkatan pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat. Serta mengangkat harkat dan martabat Orang Asli Papua (OAP).
Ateh memastikan BPKP akan membantu akuntabilitas keuangan empat daerah otonom baru di Papua. Menurutnya yang pertama dijaga adalah kepatuhan supaya yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara keuangan. Sebab, akuntabilitas terkait dengan keuangan dan kinerja.
"Kita belum bisa bicara kinerja sebelum akuntabilitas keuangan bahwa belanja dikeluarkan sudah sesuai dengan ketentuan dan peruntukannya,” ujar Ateh.
Seperti diketahui, pelaksanaan otonomi daerah merupakan upaya dalam meningkatkan pelayanan publik, pemberdayaan dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, serta daya saing masing-masing daerah.
Untuk daerah di wilayah Papua, juga diberlakukan otonomi khusus untuk mendorong penguatan daerah sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan aspirasi masyarakat Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News