kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   0,00   0,00%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

BPKH Temui Kamar Dagang Saudi, Jajaki Investasi Baru Haji dan Umrah


Sabtu, 21 Oktober 2023 / 13:01 WIB
BPKH Temui Kamar Dagang Saudi, Jajaki Investasi Baru Haji dan Umrah
ILUSTRASI. Kepala Badan Pelaksana Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)?Fadlul Imansyah


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) menghadiri Saudi-Indonesian Roundtable Meeting Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Federation of Saudi Chambers (FSC) yang diselenggarakan di Hotel St. Regis, Riyadh, Arab Saudi, Kamis (19/10/23).

Dalam pertemuan itu dibahas sejumlah peluang investasi, baik di Indonesia maupun Arab Saudi, termasuk potensi investasi di sektor haji dan umrah.

“Satu hal yang menjadi fokus kita, terkait ekosistem ekonomi haji dan umrah di Arab Saudi yang merupakan salah satu peluang investasi yang sangat besar. Berdasarkan visi Arab Saudi 2030, satu musim haji bisa mencapai 4,5 juta orang. Sementara untuk umrah bisa mencapai 30 juta orang,” ujar Kepala Badan Pelaksana BPKH Fadlul Imansyah dalam siaran persnya yang diterima Jumat (20/10).

Baca Juga: Indonesia Dapat Tambahan Kuota Haji 20.000 Jemaah, Begini Persiapan Kemenag

Karena itu, Fadlul menekankan pentingnya menggarap kedua sektor ini secara serius.

“Kalau kita bisa melakukan implementasi dari kegiatan investasi di sektor haji dan umrah secara baik dan profesional, Insya Allah akan mendatangkan manfaat, baik bagi jemaah haji dan umrah Indonesia serta bangsa Indonesia secara keseluruhan. Hal ini tak lepas dari besarnya transaksi keuangan di kedua sektor ini, yang tentu akan mendatangkan manfaat bagi Indonesia,” ujarnya.

Selain Fadlul Imansyah, hadir dalam pertemuan tersebut anggota Badan Pelaksana BPKH Amri Yusuf dan Arif Mufraini, serta Dewan Pengawas BPKH M. Dawud Arif Khan dan Mulyadi.

Kehadiran Tim BPKH dalam pertemuan Kadin Indonesia dengan Federation of Saudi Chambers (FSC) tersebut merupakan bagian dari agenda kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Kerajaan Arab Saudi.

Turut hadir dalam acara ini Menteri Investasi Kerajaan Arab Saudi Khalid Al Falih, Menteri Badan Usaha Milik Negara Indonesia Erick Tohir, Menteri Perdagangan Zukifli Hasan dan Ketua Kadin Indonesia Komite Tetap Timur Tengah Mohamad Bawazeer.

Baca Juga: Usai Bertemu PM Arab Saudi, Jokowi Sebut Indonesia Dapat 20.000 Kuota Haji Tambahan

Selama ini, Arab Saudi merupakan salah satu mitra dagang penting bagi Indonesia. Kinerja perdagangan antara kedua negara, terus meningkat dan saling memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.

Pada 2022, total perdagangan bilateral kedua negara mencapai US$ 7,51 miliar. Sedangkan pada periode Januari-Agustus 2023 tercatat sebesar US$ 3,80 miliar. Dari nilai itu, ekspor Indonesia ke Arab  Saudi sebesar US$  1,39  miliar. Sedangkan, impor Indonesia dari Arab Saudi sebesar US$ 2,41 miliar.

Pembentukan BPKH Limited

Komitmen BPKH untuk memaksimalkan ekosistem ekonomi haji dan umrah di Arab Saudi telah direalisasikan dengan membentuk anak perusahaan dengan nama Syarikah BPKH Limited.

Anak usaha ini sudah mendapatkan Commercial registration dari Ministry of Commerce Saudi pada 16 Maret 2023.

BPKH Limited akan berinvestasi untuk mendukung ekosistem haji. Mulai dari hotel, katering untuk haji dan umrah, fasilitas akomodasi, mengelola turis, jasa layanan apartemen dan lainnya.

Baca Juga: Menag Laporkan Keuangan Haji 1444 H/2023 M ke DPR

Tujuan investasi ini untuk mendapatkan nilai manfaat dan/atau efisiensi biaya haji, mengendalikan biaya haji menjadi lebih efisien serta menggandeng aparat penegak hukum untuk melakukan pendampingan BPKH Limited dalam berinvestasi.

Adanya Syarikah BPKH Limited menjadi langkah tepat untuk mendapat manfaat sekaligus memastikan pemenuhan fasilitas haji. Pasalnya, dalam 5 tahun terakhir investasi BPKH masih bersifat konservatif, dimana 70% masuk ke SBSN dan 28% deposito perbankan syariah serta kurang dari 2% di investasi langsung.

“Harapannya dengan terbentuknya anak perusahaan di Arab Saudi mampu memberikan kontribusi pada perolehan nilai manfaat dan bisa melakukan efisiensi berbagai biaya dalam penyelenggaraan ibadah haji,” pungkas Amri Yusuf, anggota Badan Pelaksana BPKH.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×