Reporter: Epung Saepudin | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Bom yang disimpan jaringan teroris Noordin M Top di Kamar 1808 Hotel Ritz Carlton dimaksudkan untuk membuat kacau penghuni hotel di kamar atas hotel tersebut. Rencananya, begitu bom tersebut meledak, para penghuni hotel yang ketakutan bakal berlarian turun. Nah, saat itulah bom kedua akan diledakkan teroris sehingga mengenai penghuni hotel.
Hal itu terungkap berdasar keterangan Kepala Departemen Balistik Forensik Puslabfor Mabes Polri, Kombes Pol Amri Kamil, ketika menjadi saksi di persidangan terdakwa teroris Amir Abdillah alias Jali alias Awan alias Ferry alias Ahmad Fery Rhamdani.
Menurut Amri, karena bom di Kamar 1808 tersebut terlambat meledak, rencana jahat para teroris tersebut tidak jadi terlaksana. ”Karena kesalahan teknis, bom tersebut terlambat meledak. Seharusnya bom tersebut meledak, sebelum para pelaku turun dan menuju lounge Hotel Ritz Catlton. Yang meledak hanya yang di lounge hotel saja,” ujar Amri kala bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (8/3).
Karena terlambat meledak, kata Amri, Tim Densus 88 Mabes Polri lalu menuju ke Kamar 1808 dan memutus semua jaringan rakitan bom tersebut. Menurut Amri, bila bom tersebut meledak, akan menghancurkan kamar hotel dan melukai banyak penghuni hotel. ”Bila bom tersebut meledak, mur dan baut tersebut akan bertebangan dengan kecepatan 1.500 meter per detik dan bila itu kena kepala, akan langsung copot,” ujar Amri.
Dalam kesaksiannya, Amri juga menegaskan bahwa rangkaian dan bahan bom yang ditemukan di Jati Asih, mempunyai kemiripan dengan yang di Ritz Carlton dan JW Marriott. Kemiripan itu dilihat dari bahan yang digunakan yakni mengandung sulfur, klorat dan alumunium. Ia bilang, jika bom tersebut meledak, kekuatannya akan besar sekali karena bahan bom tersebut 200 kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News