kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Boediono ungkapkan masalah investasi di Indonesia


Selasa, 06 November 2012 / 12:29 WIB
Boediono ungkapkan masalah investasi di Indonesia
ILUSTRASI. Promo Indomaret Hanya 3 Hari 20-22 Agustus 2021


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can


JAKARTA. Perekonomian Indonesia yang tumbuh pesat bukannya tanpa masalah. Wakil Presiden (Wapres) Boediono mengakui ada sejumlah permasalahan investasi di Indonesia.

Masalah investasi yang pertama adalah infrastruktur. Menurut Boediono, Indonesia terlambat dalam mengembangkan infrastruktur. "Kami harus jujur dan mengakui bahwa berada di belakang dalam mengembangkan infrastruktur. Hampir semua jenis infrastruktur," kata Boediono saat membuka Indonesia Investment Summit, Selasa (6/11).

Karena itu, Boediono mengatakan, pemerintah mulai mengatasi kendala investasi ini. Pemerintah mulai mengembangkan sektor pelabuhan, bandara, jalan, kereta apai, pembangkit listrik, fasilitas perkotaan, energi terbarukan, infrastruktur gas, dan lain-lain.
Untuk mempercepat pengembangan infrastruktur ini, Boediono juga tidak sungkan mengajak para investor berpartisipasi.

Masalah bukan hanya keterbatasan infrastruktur. Boediono juga mengaku soal kepastian hukum termasuk kebijakan yang tidak konsisten dan tumpang tindih dan peraturan di tingkat pusat dan daerah. "Saya menyadari bahwa masih ada keluhan di kalangan komunitas bisnis di sini tentang hal ini," katanya.

Menurutnya, pemerintah tetap berkomitmen penuh dan secara sistematis memperbaiki iklim bisnis dan investasi di negara ini. Dia berharap pengusaha terus membuka dan menjaga saluran komunikasi yang efektif dengan pemerintah.

Satu hal yang menjadi sorotan Boediono menyangkut sumber daya manusia yang terampil. Menurutnya, kebutuhan akan tenaga kerja yang terlatih dan terampil sesuai kualifikasi menjadi persoalan tersendiri. Mengingat jumlah peluang kerja terus terbuka, tetapi hanya sedikit pencari kerja yang dapat terserap.

"Kami sedang meninjau semua program pelatihan kami dan mencari kerjasama yang lebih erat dengan sektor swasta untuk mengantisipasi masalah yang akan datang. Pemerintah terbuka untuk saran dan menyambut baik kerja sama dari masyarakat bisnis mengenai hal ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×