Reporter: Yudho Winarto | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Wakil Presiden Boediono mengaku sangat terkesan dengan film "Kita versus Korupsi". Lantaran menurutnya, film ini sangat dekat dengan gambaran realita di kehidupan sehari-hari.
"Saya sangat terkesan, inisiatifnya benar-benar mengena sekali, realistis," kata Boediono seusai nonton bareng di Djakarta Theater, Selasa (28/2).
Boediono menyebutkan, empat rangkaian film pendek dalam film "Kita versus Korupsi" menampilkan konteks yang berbeda-beda, namun tetap memberikan kesan sama, yaitu perilaku korupsi hadir dari diri sendiri. "Tinggal kita maunya gimana dalam situasi yang serba banyak godaan deh katakanlah, akhirnya pada kita sendiri," katanya.
Sebut saja film Psssttt... Jangan Bilang Siapa-Siapa karya Chairun Nissa, film ini bercerita kehidupan di sekolah mulai dari guru yang jualan buku pelajaran untuk murid-muridnya. Pelajar yang sengaja melakukan mark up uang jajan.
Kemudian film Selamat Siang Risa! Karya Ine Febrianti, bercerita seorang pegawai gudang yang tetap teguh menjalankan tugasnya. Menolak berkompromi menyalahgunakan wewenangnya meski kehidupannya sedang sulit. Dirinya menolak gudangnya dijadikan tempat penimbunan beras.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M. Nuh mengungkapkan, film ini lebih menggambarkan dunia tidak steril. "Tadi ada guru yang jualan buku," katanya.
Sebagai informasi film layar lebar "Kita versus Korupsi" sengaja dibuat KPK sebagai bentuk kampanye untuk mencegah praktek suap dan kolusi yang masih marak di berbagai instansi pemerintahan maupun swasta. Dalam pembuatannya, KPK menggandeng lembaga pemantau Transparency International Indonesia (TII) dan lembaga kerja sama Amerika Serikat-Indonesia (Usaid).
Film "Kita vs Korupsi" ini terbagi dalam empat rangkaian film pendek. Keempat rangkaian film pendek itu yaitu, Selamat Siang Risa! Karya Ine Febrianti, Rumah Perkara karya Emil Heradi, Aku Padamu karya Lasja F. Susatyo, dan Psssttt... Jangan Bilang Siapa-Siapa karya Chairun Nissa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News