kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banjir datang, pengusaha rugi ratusan miliar


Senin, 20 Januari 2014 / 10:40 WIB
Banjir datang, pengusaha rugi ratusan miliar
ILUSTRASI. Turyapada Tower Project


Reporter: Fahriyadi, Arif Wicaksono | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Banjir yang melanda Jakarta awal dan akhir pekan lalu melumpuhkan sebagian aktivitas masyarakat dan perekonomian Ibukota RI. Sejumlah pusat perdagangan juga terendam banjir.

Sarman Simanjorang, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, mengungkapkan, beragam aktivitas di beberapa pusat bisnis di Jakarta nyaris berhenti total akibat banjir. Akses menuju ke sejumlah sentra perdagangan juga putus. "Kawasan bisnis, seperti Mangga Dua, Kepala Gading, Tanah Abang, dan Jatinegara sulit diakses dan membuat kerugian pengusaha mencapai puluhan miliar rupiah tiap hari," ungkapnya kemarin.

Mangga Dua, misalnya. Di kawasan bisnis yang memiliki enam pusat perdagangan yaitu Pasar Pagi Mangga Dua, ITC Mangga Dua , WTC Mangga Dua, Mangga Dua Square, Mal Mangga Dua, dan Harco Mangga Dua, ada sekitar 20.000 toko.

Dengan omzet per gerai sekitar Rp 5 juta sehari, maka total kerugian di kawasan Mangga Dua mencapai Rp 50 miliar per hari.

Sedang kerugian pelaku usaha di wilayah Kelapa Gading saban hari diperkirakan sebesar Rp 40 miliar. Soalnya, ratusan toko, perkantoran, dan mal di daerah berjulukan kepala naga tutup.

Untuk Tanah Abang, omzet pedagang di perkirakan turun sampai 60% akibat para pembeli tidak bisa menembus akses menuju pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini. Dalam situasi normal, total omzet seluruh pedagang bisa mencapai Rp 200 miliar per hari. Sedangkan di Jatinegara Barat, hampir semua toko di daerah ini tidak buka.

Banjir juga membuat kegiatan produksi di sejumlah kawasan industri, seperti Kawasan Industri Pulogadung dan Kawasan Berikat Nusantara (KBN), terganggu.

Meski tidak kebanjiran, Pelabuhan Tanjung Priok pun terkena dampak banjir yang merendam kawasan Utara Jakarta mulai Jumat (17/1) lalu. Arus lalu lintas ke tempat bongkar muat barang itu mengalami macet parah, sehingga menimbulkan kerugian dari sisi transportasi hingga Rp 9 miliar. Angka itu belum termasuk kerugian akibat keterlambatan keluar masuk barang ekspor impor dari Pelabuhan Tanjung Priok.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi Sutanto Suhodo mengakui dampak banjir tahun ini sudah pada fase mengkhawatirkan bagi kelangsungan bisnis dan perdagangan di Jakarta.

Tapi yang jelas, kerugian yang diderita pengusaha dan juga masyarakat semakin menjadi pertimbangan Pemerintah DKI untuk segera mengatasi masalah banjir di Ibukota. "Kami telah berupaya membuat beragam program pengendalian banjir, namun hasilnya memang masih belum maksimal," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×