Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi keberadaan Siklon Tropis Fina di sekitar wilayah Indonesia sejak Rabu (19/11/2025) pukul 01.00 WIB.
Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, mengatakan bahwa Siklon Tropis Fina merupakan perkembangan dari Bibit Siklon Tropis 97S.
Bibit siklon tersebut pertama kali terbentuk pada 14 November 2025 di Samudra Hindia, barat daya Nusa Tenggara Barat (NTB).
Baca Juga: BMKG Prediksi Suhu Panas hingga Awal November 2025: Tips & Info
“Saat ini pusat sirkulasi Siklon Tropis Fina terdeteksi di sekitar 9,6 derajat LS dan 133,2 derajat BT di Laut Arafuru, tenggara Pulau Tanibar, atau sekitar 440 km sebelah selatan Banda,” ujarnya kepada Kompas.com, Kamis (20/11/2025).
Guswanto menambahkan, sistem tersebut memiliki kecepatan angin maksimum sekitar 50 knot (95 km/jam) dengan tekanan udara minimum 988 hPa.
"Intensitas Siklon Tropis Fina diperkirakan meningkat dalam 24 jam ke depan, namun masih berada pada kategori dua dan bergerak ke arah barat daya," jelasnya.
Lantas, apa saja dampak Siklon Tropis Fina terhadap wilayah Indonesia?
Dampak Siklon Tropis Fina terhadap wilayah Indonesia
Guswanto menjelaskan bahwa Siklon Tropis Fina berpotensi memberikan dampak langsung maupun tidak langsung terhadap cuaca ekstrem dan kondisi perairan di Indonesia.
Baca Juga: BMKG: Peluang La Nina di Indonesia Capai 70 Persen
Berikut rinciannya wilayah yang terdampak:
1. Hujan sedang hingga lebat
Wilayah yang berpotensi terdampak hujan sedang hingga lebat meliputi:
- Kepulauan Tanibar
- Kabupaten Maluku Barat Daya
- Maluku bagian utara
- Papua Selatan
2. Angin kencang
Potensi angin kencang berpeluang terjadi di wilayah:
- Maluku
3. Gelombang laut tinggi
Siklon Tropis Fina juga berpotensi memicu gelombang laut tinggi di sejumlah perairan:
Gelombang 1,25–2,5 meter (Moderate Sea):
Baca Juga: BMKG Sebut Curah Hujan Bakal Meningkat pada Bulan Oktober
- Perairan Kepulauan Leti dan Kepulauan Babar
- Perairan Kepulauan Kei dan Kepulauan Aru
- Laut Banda
- Laut Seram
- Laut Arafuru bagian utara dan timur
- Perairan selatan Karimata
Gelombang 2,5–4 meter (Rough Sea):
- Perairan Kepulauan Tanibar
Gelombang 4–6 meter (Very Rough Sea):
- Laut Arafuru bagian barat dan tengah.
BMKG mengimbau pemerintah daerah, masyarakat, dan nelayan untuk meningkatkan kewaspadaan, menunda aktivitas di wilayah perairan terdampak, serta terus memantau pembaruan resmi dari BMKG.
"Kewaspadaan dan langkah pencegahan dini dinilai penting untuk meminimalkan risiko akibat cuaca ekstrem," kata Guswanto.
Selanjutnya: Harga Emas Memudar Terbebani Penguatan Dolar AS
Menarik Dibaca: Promo Indomaret Super Hemat 20-26 November 2025, Aneka Snack Diskon hingga 35%
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News












