Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Investasi dan Badan Koordinasi dan Penanaman Modal (BKPM) menargetkan investasi tahun depan sebesar Rp 1.400 triliun. Target tersebut meningkat Rp 200 triliun dari target investasi tahun ini.
Kepala Pusat makroekonomi and Finance Indef Rizal Taufikurahman mengatakan, tahun politik akan sangat menghambat realisasi investasi di Tanah Air.
Hal ini karena, investor akan berpikir ulang untuk menanamkan modalnya lantaran tahun politik sangat dipengaruhi oleh konsumsi langsung.
“Tahun politik sangat dipengaruhi oleh konsumsi langsung, yang mana investasi yang dibutuhkan jangka pendek belanjanya. Padahal bagi investor hal tersebut dihindari,” tutur Rizal kepada Kontan.co.id, Rabu (30/11).
Baca Juga: Stabilitas Politik Jadi Kunci Pencapatan Target Investasi Rp 1.400 Triliun di 2023
Menurutnya, negara lain yang akan melakukan Penanaman Modal Asing (PMA) cenderung memilih untuk menunda investasinya pada tahun depan. Terutama di sektor riil yang sangat peka terhadap perubahan iklim usaha dan juga harga domestik.
Jikalau tumbuh investasinya, investor di sektor tertentu saja yang akan tertarik, terutama yang menopang terhadap berbagai atribut dan perlengkapan untuk pesta demokrasi. Misalnya sektor tekstil dan penyablonan, percetakan, kertas, informasi dan telekomunikasi, serta makanan dan minuman.
“Hal ini berarti, target investasi Rp 1.400 triliun tahun depan dengan kondisi tahun politik, sangat besar tantangannya, terutama dalam realisasinya. Artinya sebaiknya realisasi investasi tahun depan tidak sebesar itu,” kata Rizal.
Baca Juga: Di Depan Jokowi, Bahlil Janji Target Investasi Rp 1.200 Triliun akan Tercapai di 2022
Menurutnya lebih moderat jika pemerintah hanya menargetkan investasi di 2023 di kisaran Rp 1.200 triliun hingga Rp 1.500 triliun.
Paling penting kata Rizal, adalah kualitas realisasinya yang bisa berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dengan pelibatan UKM sebagai mitra yang sustain, serta iklim bisnis diantara usaha besar dan UMK terjaga.
“Tercapai di angka lebih Rp 1.200 triliun saja sudah sangat baik dan prestasi yang perlu diapresiasi,” imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News