kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

BKPM Siap Kawal Komitmen Investasi Senilai US$ 8 Miliar dari KTT G20 Bali


Senin, 21 November 2022 / 17:28 WIB
BKPM Siap Kawal Komitmen Investasi Senilai US$ 8 Miliar dari KTT G20 Bali
Menteri Investasi dan Kepala BPKM Bahlil Lahadalia. BKPM Siap Kawal Komitmen Investasi Senilai US$ 8 Miliar dari KTT G20 Bali.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Indonesia berhasil mengantongi komitmen investasi US$ 8 miliar atau setara Rp 125 triliun dari hasil perhelatan KTT G20 di Bali. Komitmen tersebut berasal dari sejumlah negara, seperti Korea Selatan, China dan beberapa negara Eropa.

Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadila mengatakan bahwa nilai tersebut akan bertambah lebih besar dari komitmen yang ada saat ini mengingat masih ada sejumlah kesepakatan yang belum resmi diteken.

"Komitmen investasi yang sudah ditekan saat ini US$ 8 miliar, tapi ada sekitar kurang lebih US$ 10 miliar yang belum bisa diteken," ujar Bahlil dalam keteranggannya, dikutip Senin (21/11).

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan menyampaikan, komitmen investasi tersebut salah satunya berasal dari CNGR Advanced Material Co Ltd yang merupakan produsen ternary precursor dari Republik Rakyat Tiongkok (RTT). 

Baca Juga: Menteri Bahlil Usul Pendirian Organisasi Negara-Negara Penghasil Nikel

Adapun total nilai komitmen investasi tersebut adalah US$ 5 miliar.

Indra bilang, pemerintah akan terus melakukan pengawalan, mulai dari pengurusan perizinan hingga masalah lahan dan insentif yang dibutuhkan. Komitmen-komitmen tersebut sudah memperhatikan aspek tersebut dan tinggal dalam implementasinya yang dipastikan dapat terlaksana sesuai rencana.

"Upaya pemerintah tidak ada jalan lain selain melakukan pengawalan, sejak mulai mengurus perizinan, masalah lahan dan insentif yang dibutuhkan," ujar Indra kepada Kontan.co.id, Senin (21/11).

Sementara itu, Staf Khusus Menteri Investasi/Kepala BKPM Tina Talisa menyampaikan, komitmen investasi yang telah diraih dari KTT G20 tersebut semuanya berfokus pada hilirisasi dan investasi di bidang energi hijau. 

Baca Juga: Investasi Hilirisasi Mineral Menjadi Tumpuan

Ia bilang apabila Indonesia bisa menjadi negara maju, salah satu syaratnya adalah berupaya untuk menciptakan nilai tambah yang baik dengan cara hilirisasi.

"Pak Jokowi selalu menyampaikan kita harus melakukan transformasi ekonomi, salah satu wujudnya adalah hilirasi," ujar Tina dalam wawancara IDX Channel: Market Review, dikutip Senin (21/11).

Tina mengatakan, sejak melakukan larangan ekspor biji nikel, ekspor nikel Indonesia naik enam kali lipat. Misalnya pada tahun 2017 hanya sekitar US$ 3,3 miliar dari ekspor nikel saja, kini di tahun 2021 telah mencapai US$ 20,9 miliar. 

Baca Juga: Menteri Bahlil: Hilirisasi SDA Jadi Salah Satu Fokus Utama Indonesia

Bahkan di akhir tahun ini, Kementerian Investasi/BKPM memperkirakan Indonesia akan membukukan sekitar US$ 28 miliar dari sektor hilirisasi nikel saja.

"Jadi kalau kita bicara sektor pada komitmen investasi dari G20, maka kita fokuskan yang ada hilirisasinya, yang ada menciptakan nilai tambahnya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×