Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong yakin kinerja investasi tahun ini baik Penanaman Modal Asing (PMA) atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) akan tumbuh double-digit karena kondisi ekonomi Indonesia yang kondusif.
"Prediksi saya untuk full-year 2019 PMA dan PMDN pertumbuhannya kembali ke double digit," jelas Thomas Lembong di kantornya, Selasa (18/6).
Sudah menjadi rahasia umum bahwa kinerja investasi pada tahun lalu cukup buruk. Pada tahun 2018, untuk pertama kalinya dalam empat tahun terakhir PMA tumbuh negatif. Total realisasi investasi PMA tahun lalu turun 8,8% secara tahunan (yoy) atau sebesar Rp 392,7 triliun. Angka tersebut lebih rendah bila dibandingkan total investasi pada tahun 2017 dan 2018 yang masing-masing tercatat sebesar Rp 396,6 triliun dan Rp 430 triliun.
Realisasi pertumbuhan investasi pada kuartal I-2019 baik PMA dan PMDN tercatat mencapai Rp 195,1 triliun atau tumbuh 5,3% yoy. Pertumbuhan tersebut melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu, baik PMA dan PMDN tumbuh 11,8% yoy.
Optimisme Kepala BKPM tersebut didasari oleh dua hal utama yakni peringkat dari S&P atas Indonesia yang naik serta kondisi ekonomi Indonesia yang kondusif pasca pemilu.
Dia menjelaskan pasca pemilu banyak calon investor yang mulai menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi di daerah-daerah potensial. Hal ini tercermin dari banyaknya pertanyaan dari para calon investor yang masuk ke BKPM.
"Terus terang langsung dalam minggu-minggu pasca pemilu banyak sekali pertanyaan, inquiry dan ekspresi minat dari berbagai investor di berbagai kawasan. Cari tahu ke kami apa peluang investasi dan arah kebijakan atau terobosan dan gagasan baru yang bisa kita antisipasi di periode kedua Pak Jokowi," ujar Thomas.
Dari sisi efek perang dagang, jelas Thomas, foreign direct investment (FDI) berpeluang positif. Pasalnya kondisi perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China membuat industri ingin merelokasi pabriknya dari China ke kawasan lain.
"Sekarang mereka sadar harus mendiversifikasi lokasi-lokasi pabriknya. Kalau tiba-tiba negara itu dipilih oleh Presiden Trump untuk diajak berantem kan sebuah risiko," ujar Thomas.
Jadi, dampak perang dagang terutama dirasakan melalui pasar uang dan pasar modal. Sehingga sementara ini dampak utama kepada sektor investasi dari perang dagang adalah melalui dampak negatif dari kondisi pasar uang dan modal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News