kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

BKPM meminta agar Jepang tingkatkan investasi berorientasi ekspor


Selasa, 12 November 2019 / 18:15 WIB
BKPM meminta agar Jepang tingkatkan investasi berorientasi ekspor
ILUSTRASI. Jajaran Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) memberikan paparan tentang realisasi investasi pada kuartal III-2019 di kantor BKPM, Jakarta, Kamis (31/10).


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

Menanggapi keluhan itu, Bahlil meyakinkan bahwa BKPM tengah melakukan perubahan mendasar guna memperbaiki iklim investasi di Indonesia. 

“Kita sedang mendesain bagaimana semua bisa selesai di BKPM. Investor tidak perlu lagi mondar-mandir ke mana-mana. Jangan lagi mereka di-‘pingpong’ sana-sini. Kita juga akan dampingi satu demi satu investor. Kita siapkan Satgas,” ujar Bahlil.

Baca Juga: Investasi manufaktur menurun, serapan tenaga kerja makin landai

Anggota Komite Investasi Bidang Komunikasi dan Informasi BKPM Rizal Calvary Marimbo menyebut, Jepang merupakan investor nomor dua terbesar di Indonesia setelah Singapura. Akumulasi investasi Jepang di Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir mencapai US$ 31 miliar.

"Kontribusi perusahaan Jepang atas ekspor di Indonesia meningkat dari 18,1% menjadi 24,4% atas nilai ekspor Indonesia. Jadi, Kepala BKPM melihat masih terbuka ruang yang luas bagi Jepang mendatangkan investasi berbasis ekspor ke Indonesia,” ujar Rizal.

Ia menambahkan,  realisasi investasi PMA (Penanaman Modal Asing) asal Jepang sepanjang Januari-September 2019  sebagian besar pada sektor ketenagalistrikan dan gas  (58,1%), disusul sektor otomotif dan transportasi sebesar 13,7%, perumahan dan kawasan industr i  serta perkantoran 12,6%, industri karet dan plastik 2,5%, dan lain-lainnya sebesar 10,1%.

Baca Juga: Tren PMA di sektor manufaktur terus menurun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×