Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Niat pemerintah mendapatkan aliran dana asing untuk investasi di dalam negeri, sepertinya akan berjalan mulus. Sejumlah perusahaan multinasioal berencana menggelontorkan dana guna ekspansi ke Indonesia. Sebut saja Hyundai, BYD, dan Softbank.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasi Lembong mengatakan pasar Indonesia diburu lantaran stabilitas ekonomi domestik mendukung.
Baca Juga: Investasi Hyundai di Indonesia sudah dalam tahap studi
Hyundai Motors Group dikabarkan akan membangun dua pabrik mobil listrik di Indonesia. Pabrik pertama rencananya akan dibangun di Karawang dengan nilai investasi sekitar US$ 1 miliar atau sekitar Rp 14 triliun.
Selanjutnya, BYD Co Ltd mengincar Indonesia untuk dijadikan sebagai negara basis produksi.
Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohannes Nangoi menilai Indonesia memang memiliki lokasi yang strategis bagi BYD Co Ltd.
Baca Juga: Mengapa Indonesia Terkesan Kurang Siap Menarik Minat Investor di Kendaraan Listrik? premium
Dilihat dari posisinya, Indonesia memiliki letak geografis berdekatan dengan Australia yang menjadi pangsa pasar bagi BYD Co Ltd. Faktanya, BYD Co Ltd belum memiliki basis produksi di Australia semakin memperkuat sisi strategis Indonesia sebagai lokasi basis produksi.
Kemudian, Softbank berencana akan menambah lagi untuk investasi baru sebanyak US$ 2 miliar. Sebelumnya SoftBank sudah berinvestasi di Indonesia sebesar US$ 2 miliar.
Baca Juga: Agar kesepakatan investasi listrik dari Korsel tidak kontradiksi, ini kata asosiasi:
Thomas menyampaikan sampai saat ini belum ada bentuk tindak lanjut ketiga perusahaan itu ke BKPM. “Untuk Hyundai, masih di tengah negosiasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), belum ada pembicaraan insentif ke BKPM,” kata Thomas dalam konferensi pers di kantor BKPM, Jakarta, Selasa (30/7).
Lebih lanjut, Thomas memastikan sebelum November 2019, investasi Hyundai di Indonesia direncanakan bakal rampung. Thomas bilang industri otomotif yang dimulai dari mobil listrik bahkan jadi massa depan sektor otomotif.
Baca Juga: Penandatanganan 15 MoU perusahaan Korsel dan Indonesia capai US$ 5,76 miliar
Dia bercerita, secara global industri otomotif mengalami guncangan siklus yang sedang menurun. Bahkan di beberapa negara hampir setiap bulan ada pengumuman Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) karyawan misalnya perusahaan mobil Nissan dan Ford.
Di sisi lain, tahun lau penjualan mobil di China menurun. Secara siklus ekonomi dan otomotif Negeri Tirai Bambu katanya sedang down tren karena pelemahan ekonomi.
“Dalam skala global penurunan industri otomotif pun disebabkan revolusi transportasi online seperti Uber, Grab, serta dari Indonesia ada Gojek. Sehingga, banyak mengurangi kebutuhan kendaraan mobil jadi utilitas mobil berkurang,” kata dia.
Baca Juga: Indonesia tandatangani kesepakatan bisnis Rp 91,7 triliun dengan Korsel
Thomas menambahkan, aturan global tentang kewajiban regulator untuk elektrifikasi terhadap mobil terutama menjadi stimulus geliat industri otomotif berbasis listrik. Dia memandang bukan tidak mungkin di Indonesia bakal ada aturan yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News