kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.769   -9,00   -0,06%
  • IDX 7.470   -9,22   -0,12%
  • KOMPAS100 1.154   0,14   0,01%
  • LQ45 915   1,41   0,15%
  • ISSI 226   -0,75   -0,33%
  • IDX30 472   1,48   0,31%
  • IDXHIDIV20 570   2,21   0,39%
  • IDX80 132   0,22   0,17%
  • IDXV30 140   0,97   0,69%
  • IDXQ30 158   0,51   0,33%

BKF: Target pertumbuhan ekonomi 4,5% tahun 2021 cukup realistis tercapai


Jumat, 25 September 2020 / 13:45 WIB
BKF: Target pertumbuhan ekonomi 4,5% tahun 2021 cukup realistis tercapai
ILUSTRASI. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenekeu Febrio Nathan Kacaribu


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh negatif di kisaran -2,9% sampai -1,0% yoy pada kuartal III-2020. Bahkan BKF mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sudah melambat sejak kuartal I-2020 yang tumbuh di bawah 5%. 

Kepala BKF Febrio Kacaribu menjelaskan, meskipun akan tumbuh negatif di kuartal III, namun pertumbuhan itu dipastikan akan lebih membaik dari kuartal sebelumnya. Sebab, pemerintah telah berupaya keras untuk mendorong konsumsi pemerintah yang telah naik tajam dalam mendorong percepatan realisasi belanja pemerintah. 

“Sehingga di kuartal 4 nanti ini adalah yang harus kita fokuskan ke depannya agar lebih membaik lagi meskipun juga tumbuh negatif,” kata Febrio dalam konferensi pers secara daring, Jumat (25/9). 

Febrio menambahkan, apabila dibandingkan dengan negara-negara tetangga lainnya, misalnya Thailand yang terkoreksi pada kuartal II sebesar -12,2% adapun di kuartal III juga tumbuh negatif 9,3% yoy. 

Baca Juga: Kepala BKF: Indonesia sudah pasti resesi pada tahun 2020

Sehingga, menurutnya memang Indonesia akan tumbuh negatif pada kuartal III-2020 namun tidak akan sedalam negara-negara lainnya. 

“Saya sih lebih senang di Indonesia dibandingkan di negara lain. Bahkan kuartal III kita juga akan relatif lebih membaik dibanding negara lain,” tambahnya. 

Ia juga mengatakan, akibat adanya pandemi Covid-19 ini secara global, setiap negara memiliki reaksi yang agresif secara fiskal. Di Indonesia sendiri pemerintah telah mendorong defisit hingga 6,3% tahun ini yang belum pernah dilakukan sebelumnya. 

“Belum pernah kita push defisit sedalam itu, bahkan di tahun 1998 defisit kita hanya -4%,” jelasnya. 

Hanya saja, reaksi agresif secara fiskal ini tergantung pada setiap negara dengan seberapa besar kemampuan belanjanya di tambah lagi secara moneter juga. 

Sehingga, dengan batas kemampuan defisit Indonesia untuk menangani Pandemi Covid-19 ini juga akan digunakan semaksimal mungkin untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang positif ke depannya. 

“Sehingga target pertumbuhan di tahun 2021 bisa mencapai 4,5%. Dan saya rasa ini cukup realistis akan tercapai,” tutupnya. 

Selanjutnya: Ekonom Bank Mandiri prediksi pertumbuhan ekonomi 2020 bisa minus 2%, simak pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×