kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Biografi bos Gojek, pengusaha yang kini jadi Menteri Pendidikan di usia 35 tahun


Rabu, 23 Oktober 2019 / 09:08 WIB
Biografi bos Gojek, pengusaha yang kini jadi Menteri Pendidikan di usia 35 tahun


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nama Nadiem Makarim sudah tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia seiring dengan berkembangnya aplikasi transportasi Gojek. Dia adalah pendiri sekaligus CEO aplikasi yang menyediakan jasa berbasis daring ini.

Pada pengumuman nama-nama Kabinet Kerja II pada Rabu (23/10), nama pria yang berusia 35 tahun ini disebut Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Nadiem memiliki latar belakang pendidikan beragam. Setelah menyelesaikan SMA-nya di Singapura pada 2002, dia melanjutkan pendidikannya ke Amerika Serikat dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional di Brown University. Lulus di 2006, tiga tahun kemudia dia mengambil pasca-sarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School. 

Baca Juga: Mereka yang datang berkemeja putih di detik-detik pengumuman Kabinet Kerja II

Nadiem memiliki pengalaman kerja yang beragam. Dia pernah menjadi konsultan manajemen di McKinsey & Company dan managing editor di Zalora Indonesia. Dia juga pernah menjabat sebagai Chief Innovation Officer Kartuku, sebelum akhirnya fokus untuk membesarkan Gojek yang dirintis sejak 2011. 

Kini, Gojek sudah menjelma menjadi perusahaan startup terbesar di Indonesia. Berdasarkan data CB Insight, beberapa investor telah menyuntikkan dana kepada Gojek hingga mampu menyandang status decacorn, yang bervaluasi US$ 10 miliar atau setara dengan Rp 142 triliun. Hal ini membuat valuasi Gojek 14 kali lipat dari kapitalisasi pasar maskapai Garuda Indonesia yang berada di angka Rp 11,07 triliun.

Baca Juga: Margin gurih, Grab dan Gojek juga bersaing ketat di bisnis pengantaran makanan

Berkat usahanya itu, Nadiem beberapa kali menyabet penghargaan bergengsi. Beberapa di antaranya: 

- 2016: Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian of the Year, dan merupakan orang Indonesia pertama yang menerima penghargaan tersebut sejak pertama kali didirikan pada tahun 2012. Penghargaan Asian of the Year diberikan kepada individu atau kelompok yang secara signifikan berkontribusi pada meningkatkan kesejahteraan orang di negara mereka atau Asia pada umumnya. 

- 2018: Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Bloomberg menilai tidak ada aplikasi lain yang telah mengubah kehidupan di Indonesia dengan cepat dan mendalam seperti Gojek. Aplikasi Gojek diluncurkan pada 2015 dengan fokus pada pemesanan ojek, dan kemudian berkembang menjadi aplikasi untuk membayar tagihan, memesan makanan, hingga membersihkan rumah.

Baca Juga: Gibran: Gojek bisa tularkan kesuksesan untuk startup lain

- 2019: Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis. Penghargaan diberikan kepada individu atau organisasi yang berkontribusi bagi pengembangan kawasan Asia dan menciptakan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Asia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×