kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bila defisit melebar, dikhawatirkan pemerintah mengurangi belanja modal


Kamis, 08 Agustus 2019 / 19:10 WIB
Bila defisit melebar, dikhawatirkan pemerintah mengurangi belanja modal


Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memproyeksi defisit APBN 2019 akan mencapai Rp 310,8 triliun atau 1,93% dari produk domestik bruto (PDB).  Perkiraan tersebut lebih besar dari target defisit yang ditetapkan sebelumnya yaitu Rp 296 triliun atau 1,84% dari PDB. 

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet berpendapat, pelebaran defisit fiskal sejatinya tak selalu berarti buruk. Dengan catatan, pemerintah menambah ruang defisit fiskal untuk mengoptimalkan kualitas belanja salah satunya melalui belanja modal. 

Baca Juga: CORE: Defisit APBN berpotensi melebar ke level 2%-2,1% dari PDB

“Pelebaran defisit anggaran untuk menambah belanja modal akan memberi dampak multiplier effect ke perekonomian, sehingga harapannya pertumbuhan bisa meningkat,” ujar Rendy, Kamis (8/8). 

Core Indonesia sendiri memproyeksi, defisit APBN 2019 berpotensi mencapai 2% - 2,1%. 

Di sisi lain, Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati mengatakan, sanksi pelebaran defisit fiskal akan diiringi dengan peningkatan serapan belanja modal. Enny khawatir pemerintah bakal mengendalikan kenaikan defisit anggaran dengan cara mengerem belanja modal. 

“Karena biasanya membatasi belanja modal itu lebih mudah daripada mengurangi belanja pegawai dan belanja barang. Alhasil, kualitas belanja yang produktif bisa jadi menurun dan stimulus fiskal menjadi tidak maksimal,” ujar Enny, Kamis (8/8).

Baca Juga: Pemerintah tambah utang sebesar US$ 2 miliar, setara Rp 28 triliun hingga Juli

Data Kementerian Keuangan menunjukkan, realisasi belanja pemerintah pusat sepanjang semester I-2019 mencapai Rp 630,57 triliun. 

Namun, belanja modal mengalami kontraksi pertumbuhan 14,9% atau hanya mencapai Rp 34,66 triliun. Setengah tahun berjalan, serapan belanja modal oleh pemerintah hanya mencapai 18,3% dari pagu APBN. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×