Reporter: Abdul Basith | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mendorong pembentukan klasterisasi pertanian guna mencegah kelebihan produksi yang membuat harga turun. Selain itu klasterisasi juga akan bisa membuat petani lebih mendapatkan komoditas dengan nilai yang lebih tinggi.
"Komoditasnya dipilih betul-betul, komoditas jangan yang itu-itu saja," ujar Jokowi saat membuka The 2nd Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) di Istana Negara, Kamis (12/3).
Baca Juga: Demi tingkatkan produksi, Jokowi dorong ekstensifikasi lahan padi
Beberapa komoditas dinilai bisa memiliki nilai tambah. Salah satunya adalah minyak atsiri yang memiliki pasar besar di Prancis dan Italia.
Meski begitu pengembangan juga harus didorong dari hulu hingga hilir. Sehingga bukan hanya komoditasnya, tetapi juga perlu dibangun penyulingan agar ada nilai tambah.
Selain minyak atsiri, Indonesia juga memiliki peluang dalam produksi buah tropis. Buah manggis dam durian dinilai memiliki potensi pasar yang besar.
Hanya saja saat ini perkebunan buah tropis masih belum digarap maksimal oleh Indonesia. Sehingga potensi tersebut masih belum bisa didapatkan.
Ada pula potensi dalam rempah-rempah dan tanaman herbal. Dua komoditas tersebut memang sempat menjadi primadona di masa lalu.
Baca Juga: Banyak kredit masuk ke sektor terdampak virus corona, apa kata bankir?
"Marilah saya mengajak kita buat klaster ini klaster mana yang urusan buah tropis, klaster mana urusan rempah-rempah, klaster mana yang urusan herbal," terang Jokowi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News