kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.759.000   14.000   0,80%
  • USD/IDR 16.530   -100,00   -0,61%
  • IDX 6.312   88,27   1,42%
  • KOMPAS100 903   6,88   0,77%
  • LQ45 712   2,66   0,38%
  • ISSI 198   3,50   1,80%
  • IDX30 373   2,21   0,60%
  • IDXHIDIV20 448   3,53   0,79%
  • IDX80 103   0,27   0,27%
  • IDXV30 108   0,52   0,49%
  • IDXQ30 122   0,86   0,71%

Biaya logistik Indonesia tertinggi di Asia, investor bisa hengkang


Kamis, 17 Oktober 2019 / 05:06 WIB
Biaya logistik Indonesia tertinggi di Asia, investor bisa hengkang


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biaya logistik di Indonesia masih tinggi atau masih sebesar 24% terhadap PDB. Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, tingginya biaya logistik di Indonesia menjadi salah satu penyebab sulitnya investasi masuk ke Indonesia. Ini menjadikan Indonesia menanggung beban biaya logistik paling besar dibandingkan negara Asia lainnya.

"Kalau biaya logistik 24% maka susah untuk melakukan investasi di Indonesia. Ketika membayangkan biaya logistiknya 24% dan profit margin 13%, maka kita harus bisa mencari margin hingga 37%. Untuk bisa mencapai 37% Itu jelas bukan hal yang mudah," tutur Bambang, Rabu (16/10).

Baca Juga: Kenaikan restitusi berpotensi mengancam penerimaan pajak

Dia menambahkan, bila profit margin tak bisa ditingkatkan, maka pendapatan investorlah yang akan dikorbankan. Menurutnya, hal inilah yang membuat investor lebih memilih berinvestasi di negara lain.

Bambang menerangkan, tingginya biaya logistik ini disebabkan infrastruktur Indonesia yang masih terbatas. Stok infrastruktur Indonesia disebut hanya 43%.

Persentase ini lebih kecil bila dibandingkan dengan negara lain seperti India yang sebesar 58% atau China yang sebesar 76%. Bambang pun menyebut angka ini masih lebih rendah dari rata-rata yang sebesar 70%.

"Padahal standarnya rata-rata 70%.Standarnya seharusnya 70%, jadi untuk mencapai rata-rata pun kita masih punya gap 27%," ujar Bambang.

Baca Juga: Kejar target PDB, pemerintah akan mendorong investasi langsung

Karena itu, Bambang pun mengatakan pemerintah masih terus gencar melakukan pembangunan infrastruktur ke depannya. Dalam 5 tahun ke depan, dibutuhkan total investasi infrastruktur sebesar Rp 6.445 triliun.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×